Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Pedagang Warung Kelontong, Enggan Jual Minyak Goreng Murah karena Takut Rugi

Iin, salah satu pemilik warung kelontong yang berlokasi di daerah Kalisari, Jakarta Timur, mengaku enggan menjual minyak goreng dengan harga murah lantaran takut rugi.

Sebab kata Iin, minyak goreng dari distributor masih dijual dengan harga yang mahal.

"Kan orang-orang nyarinya pasti di tempat murah sementara ketika pertama kali harganya yang katanya turun, di agen belum turun, ya masa saya jual dengan harga yang murah. Yah rugi lah," ujarnya saat dijumpai Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Belum lagi ucapnya, keuntungan dari menjual minyak goreng tidak terlalu besar dan perputaran uangnya juga lama. Dia mengatakan hanya mengambil keuntungan sebesar Rp 2.000 per pieces minyak goreng.

"Entah kemasan seliter atau 2 liter untung saya hanya Rp 2.000 per pieces-nya, kan enggak seberapa. Kecuali kalau perputarannya cepat semisal rokok itu pasti belinya di warung-warung kelontong kayak saya, kalau kayak minyak udah pasti kalah saing sama Alfamart dan Indomaret karena ada promo," kata dia.

"Jadi dari untungnya sedikit dan enggak mau rugi ya ogah lah jualnya lagi (dengan harga murah)," sambung Iin.

Sementara itu, Mirna, pemilik warung kelontong lainnya di Kalisari, Jakarta Timur, justru  sudah seminggu lebih tidak menjual minyak goreng.


Dia lebih memilih menggunakan minyak goreng stok lama untuk kebutuhan sehari-seharinya saja, karena terlanjur pesimis tidak ada pembeli yang membeli minyak dari warungnya.

Sementara itu, bila minyak goreng tersebut dijual dengan harga murah mengikuti ketentuan pemerintah, maka Mirna bakal rugi.

"Dulu saya jual Rp 24.000 per liter waktu lagi mahal-mahalnya, itu yang beli sedikit. Terus pas harga turun otomatis orang pada lari ke Alfamart atau Indomaret kan. Mana mau ke warung kelontong. Ya saya malas lagi aja jual, saya simpan untuk pribadi saja," kata Mirna.

Mirna menambahkan dirinya belum tahu entah sampai kapan akan kembali menjual minyak goreng di warungnya.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter pada 19 Januari 2022. Kebijakan itu diambil menyusul tingginya harga minyak goreng di pasaran.

Sementara itu pada 1 Februari 2022, pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru minyak goreng. Lewat HET baru, harusnya harga minyak goreng kembali turun.

Sebab HET minyak goreng curah ditetapkan Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Namun setelah kebijakan itu, masyakat banyak masyarakat justru mengeluhkan kesulitan mendapatkan minyak goreng. Sejumlah toko ritel modern mengaku kehabisan stok minyak goreng. Sementara harga minyak goreng di pasar tradisonal belum mengikuti HET kerena alasan stok lama. 

https://money.kompas.com/read/2022/02/09/071454426/cerita-pedagang-warung-kelontong-enggan-jual-minyak-goreng-murah-karena-takut

Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke