Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pahlawan bagi Pelaku UMKM di Masa Pandemi Covid-19, Siapa Dia?

SITUASI pandemi Covid-19 telah berjalan selama lebih dari setahun, dan berbagai cara telah
dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Beberapa kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia difokuskan untuk membatasi pergerakan masyarakat guna memutus rantai penyebaran dan mencegah peningkatan angka positif, seperti PSBB, PSBB transisi, dan PSBB pengetatan hingga yang diberlakukan baru-baru ini adalah PPKM.

Situasi tersebut berdampak pada semua lapisan masyarakat. Salah satu lapisan yang terdampak paling besar adalah para pelaku UMKM.

Dari survei yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ditemukan bahwa 94,69 persen pelaku usaha UMKM mengalami penurunan penjualan.

Hal ini juga dirasakan oleh kedua pelaku UMKM di Jambi, yang disampaikan kepada penulis pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Mereka melaporkan bahwa penjualan menurun terutama setelah tidak dapat berjualan di depan sekolah.

Selain dampak finansial, ternyata situasi pandemi juga berpengaruh pada kesehatan mental pelaku UMKM.

Mereka menjadi lebih khawatir, tertekan, dan stres memikirkan bagaimana usahanya ke depan, dan berharap adanya sosok yang dapat menjadi pahlawan atau hero bagi dirinya.

Hero tersebut diharapkan dapat membantu mereka menghadapi permasalahan tersebut.

Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap orang memiliki pahlawan bagi dirinya sendiri.

Siapa sih pahlawan tersebut? Iron Man? Captain America?

Bukan! Pahlawan tersebut tidak lain adalah diri individu itu sendiri. Kok bisa?

Setiap individu memiliki modal psikologis (psychological capital) yang dapat
dikembangkan dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi di dalam hidupnya.

Apa itu Psychological Capital (Modal Psikologis)?

Psychological Capital adalah sumber daya positif individu yang dapat meningkatkan kinerja dan kesuksesan individu dalam pekerjaannya mencakup empat sumber daya, yaitu harapan, efikasi diri, resiliensi, dan optimisme. Modal-modal tersebut dapat disingkat menjadi HERO.

H(arapan) didefinisikan sebagai bertekun dalam tujuan dan mengarahkan diri dalam mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan E(fikasi diri) adalah kepercayaan diri bahwa mampu dalam melakukan segala sesuatu.

Lalu R(esiliensi) merupakan kemampuan diri untuk tidak menyerah dan bangkit kembali ketika dilanda masalah.

O(ptimisme) adalah melihat situasi masa kini dan masa depan dengan positif.

Bagaimana Psychological Capital dapat membantu para pelaku UMKM?

Berbeda dari orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan, para pelaku usaha seringkali
mengalami berbagai persoalan serta ketidakpastian dalam menjalankan bisnisnya.

Tidak seperti karyawan yang setiap bulannya pasti memiliki penghasilan dengan nominal tertentu, penghasilan para pengusaha tidak pernah pasti.

Bisa saja bulan ini omset meningkat, namun kemudian bulan berikutnya dapat menurun atau minim.

Nah, psychological capital sangat dibutuhkan agar pelaku usaha UMKM mampu menghadapi ketidakmenentuan tersebut, serta mencari langkah yang terbaik untuk usahanya.

Ketika pelaku usaha memiliki psychological capital tinggi, pelaku usaha akan meyakini kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan dimanifestasikannya dalam bentuk tindakan kreatif untuk mengatasi persoalan dalam usahanya (Roosdiana, 2020).

Psychological Capital juga membuat pengusaha dapat menjadi lebih inovatif karena ia melihat
masa depan sebagai sebuah kesempatan.

Selain itu, percaya bahwa ia mampu menggunakan kesempatan tersebut menjadi peluang, sehingga hal itu melandasi dirinya untuk dapat berinovasi.

Bagaimana cara untuk mengembangkan PsyCap?

Dilansir dari Positive Psychology, Birgit Ohlin, MA, BBA memberikan beberapa langkah praktis
yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM untuk meningkatkan modal HERO yang
dimiliki.

Harapan: Buatlah tujuan!

Harapan sangat berkaitan erat dengan tujuan yang ditetapkan, sehingga para pengusaha perlu
menentukan apa yang ingin mereka capai pada usaha mereka di kemudian hari.

Tanpa tujuan yang jelas, maka sulit bagi pengusaha UMKM untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dalam menjalankan usahanya, sehingga harapannya yang dimiliki untuk usahanya menjadi tidak jelas.

Efikasi diri: Melihat kesuksesan terdahulu

Selain melihat masa depan, pengusaha juga perlu memandang kembali pencapaian-pencapaian apa saja yang pernah ia capai sebelumnya.

Dengan melihat ke belakang, pengusaha dapat melihat bahwa sebenarnya dirinya itu mampu menghadapi segala kesulitan, bahkan ia pun dapat melewatinya sehingga dapat berdiri di masa sekarang.

Resiliensi: Menghadapi kenyataan dan memaknai kesulitan

Situasi yang sedang dialami oleh para pelaku usaha UMKM mungkin sulit untuk mereka terima,
dengan kesulitan ekonomi yang semakin parah dan usahanya tidak berjalan dengan baik.

Namun, menurut Diane Coutu, pengusaha justru perlu menerima bahwa situasi tersebut
memanglah sulit dan memang sedang terjadi.

Dengan menerima kesulitan tersebut, pengusaha justru dapat mencari dan menemukan cara untuk bangkit dari situasi sulit tersebut dibandingkan dengan hanya menghindari dan lari dari kesulitan yang dialami.

Selain itu, pengusaha juga dapat merefleksikan apa yang dapat mereka petik dari kesulitan yang dialami.

Mulai dengan apa yang menyebabkan kesulitan ini terjadi, hingga hal positif apa yang dapat diambil dan menjadi bekal berharga bagi usahanya ke depan.

Optimisme: Mengatur fokus melihat masalah

Selain mengembangkan HER, pengusaha butuh satu hal lagi, yaitu optimisme. Untuk
meningkatkan optimisme, pelaku UMKM dapat mengubah fokus dari permasalahan yang terjadi.

Pertama, belajar untuk menerima apa yang telah terjadi, kemudian menghargai apa yang dimiliki saat ini, dan memandang masa depan sebagai sumber peluang.

Cara pengusaha memandang suatu permasalahan, apakah sebagai sebuah hambatan atau sebagai sebuah batu loncatan, sangat memengaruhi usahanya di kemudian hari.

*Meylisa Permata Sari, S.Psi., M.Sc. adalah dosen program sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.
*Meylisa Permata Sari, S.Psi., M.Sc. adalah dosen program sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

https://money.kompas.com/read/2022/03/02/062000026/pahlawan-bagi-pelaku-umkm-di-masa-pandemi-covid-19-siapa-dia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke