Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perusahaan Induk Kredivo Gagal Melantai di Bursa Saham AS, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan induk Kredivo, FinAccel dan VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB) batal untuk melantai di bursa saham AS, special purpose acquisition company (SPAC) yang didukung oleh Victory Park Capital (VPC).

Berdasarkan laman US Securities and Exchange Commission (SEC), awal pekan ini kegagalan ini sebagian dari dampak kondisi pasar yang bergejolak, serta masalah di luar kendali yang menyebabkan tertundanya transaksi.

Rencananya, VPC akan memimpin putaran pendanaan yang bernilai 145 juta dollar AS di Kredivo. Saat ini, Kredivo dan beberapa stakeholder yang berasal dari VPCB, serta para investor yang berkomitmen dalam, Private Investment in Public Equity (PIPE) di Kredivo akan bergabung.

VPC dan Kredivo memiliki hubungan jangka panjang. VPC memberikan fasilitas kredit awal 100 juta dollar AS kepada Kredivo pada Juli 2020 dan meningkatkan pendanaan menjadi 200 juta dollar AS pada Juni 2021.

Co-CEO VPCB and Partner di VPC Gordon Watson mengatakan, pihaknya mendukung penuh dan memprioritaskan kepentingan terbaik dari para pemegang saham. Sayangnya, kondisi pasar yang tidak menguntungkan dan penundaan proses listing yang di luar kendali, membuat tertundanya transaksi.

“Meskipun demikian, kami terus percaya pada peluang pasar yang sangat besar untuk kredit konsumen digital dan layanan perbankan di Asia Tenggara, dan investasi berkelanjutan kami di Kredivo mencerminkan bahwa perusahaan berada pada posisi yang baik untuk menghadirkan produk-produk inovatif dan menangkap pangsa pasar dalam jangka panjang,” ujar Gordon Watson.

Akshay Garg, Co-Founder dan CEO FinAccel mengatakan, meskipun kondisi pasar yang tidak menguntungkan telah menghentikan rencana untuk go public dalam waktu dekat melalui kombinasi bisnis yang diusulkapenggabungan bisnis dengan VPCB, FinAccel berencana melakukan putaran pendanaan baru.

“Kami masih berhubungan baik dengan VPC dan investor lainnya melalui putaran pendanaan baru. Kami menghargai dukungan dari investor kami. Karena itu, kami terus on the track untuk mewujudkan visi jangka panjang dan strategi pertumbuhan, menjadi platform layanan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara,” jelas Akshay secara virtual, Rabu (16/3/2022).

Sementara itu, VPCB sedang mempertimbangkan opsi kedepannya, termasuk mencari patner bisnis alternatif. Para pihak sepakat jika VPC dilikuidasi, Kredivo akan menerbitkan penny warrant untuk dapat mengakuisisi saham yang setara dengan 3,5 persen dari ekuitas Kredivo yang sepenuhnya terdilusi.

Sebagai informasi, awal Agustus 2021, FinAccel mengumumkan rencana go publik melalui dual listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (US Securities and Exchange Commission/SEC).

Merger tersebut diprediksi akan membawa valuasi FinAccel di kisaran 2,5 miliar dollar AS. Dengan menjadi perusahaan public, dana segar yang diperoleh adalah 430 juta dollar AS atau Rp 6,1 triliun (Kurs Rp 14.300 per dollar AS), dengan sebagian besar berasal dari modal dari pemegang saham VCPB senilai 256 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun.

https://money.kompas.com/read/2022/03/16/173000726/perusahaan-induk-kredivo-gagal-melantai-di-bursa-saham-as-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke