Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Pertamax Naik, Konsumen yang Benar-benar Mampu Tidak Akan Beralih ke Pertalite

Piter Abdullah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menilai keputusan menaikkan harga Pertamax lebih kepada pertimbangan agar tidak berdampak terlalu besar terhadap masyarakat khususnya kelompok bawah.

Bagi sekelompok konsumen kenaikan harga Pertamax bisa mendorong peralihan (shifting) ke Pertalite. Tapi kelompok masyarakat yang benar-benar mampu tidak akan beralih. “Mereka lebih sayang dengan mobil mewah mereka,” kata Piter melalui keterangannya, Jumat (01/04/2022).

Menurut Piter, untuk mengantisipasi terjadinya shifting, hanya ada satu yang perlu disiapkan yakni memastikan pasokan pertalite mencukupi.

Menurut dia, peralihan konsumsi tidak perlu dilawan karena nanti pada waktunya konsumen akan kembali lagi ke Pertamax.

Dia menilai, kenaikan harga Pertamax ini hampir tidak ada dampaknya ke inflasi karena Pertamax bukan masuk kantong perhitungan inflasi. Namun efeknya tetap ada.

"Kenaikan harga Pertamax bisa saja memengaruhi kenaikan harga barang-barang lain walaupun diperkirakan tidak besar," lanjutnya. 

Dinilai kecil dampaknya ke inflasi

Fahmy Radhi, Pengamat Ekonomi Energi UGM, mengatakan penetapan harga Pertamax mestinya ditentukan oleh mekanisme pasar. Karena itu, harga yang ideal adalah sesuai dengan harga keekonomian.

Saat ini harga Pertamax harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai di atas 100 dollar AS per barrel. Jika tidak dinaikkan beban Pertamina semakin berat. “Penaikkan harga Pertamax Rp 12.500 pada 1 April sudah tepat,” ujarnya.

Dia mengakui, kenaikan harga Pertamax bisa memicu inflasi, tetapi kontribusinya kecil. Pasalnya, proporsi konsumen hanya sekitar 14 persen. Selain itu, konsumen Pertamax adalah golongan menengah atas yang menggunakan mobil mahal.

“Mereka juga tidak akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah karena tidak proper dengan mesin mobil yang rata-rata bagus,” katanya.


Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menyatakan akan terus menjaga komitmen dalam penyediaan dan penyaluran BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.

Terkait kenaikan harga BBM jenis Pertamax, Pertamina menyatakan bahwa penyesuaian harga tidak terelakkan namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Karena itu, penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen, terdiri atas 14 persen merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Sedangkan BBM subsidi seperti Pertalite dan solar subsidi yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter.

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak 2019," ucap Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, melalui keterangannya. 

https://money.kompas.com/read/2022/04/01/140000226/harga-pertamax-naik-konsumen-yang-benar-benar-mampu-tidak-akan-beralih-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke