Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Tengah Normalisasi Kebijakan Global, Apakah Tepat?

Keputusan itu diambil BI di tengah normalisasi kebijakan moneter yang berlangsung. Puluhan bank sentral dunia pun telah melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuannya.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level terendah selaras dengan tingkat inflasi nasional yang relatif terjaga.

Dengan mempertimbangkan inflasi yang masih terjaga, suku bunga riil atau real interest rates Indonesia dinilai masih lebih menarik dibanding dengan negara berkembang lain.

Asal tahu saja, suku bunga riil merupakan suku bunga murni yang telah memasukkan inflasi sebagai faktor penentunya, sehingga suku bunga ini menampilkan return bersih yang akan diterima setelah dikurangi inflasi.

"Kata kan sekarang yield kita 6,9 persen, inflasi kata kan 2 persen, real rates kita 4,9 persen. Itu masih lebih tinggi dari real yield negara berkembang atau yang sama ratingnya," ujar Andry, di Jakarta, dikutip Rabu (20/4/2022).

Selain itu pergerakan nilai tukar rupiah dinilai relatif stabil, disebabkan oleh porsi kepemilikan asing di pasar uang yang relatif lebih rendah dibanding beberapa tahun terakhir.

Andry bilang, saat ini kepemilikan asing di pasar obligasi berada di kisaran 17 persen, sehingga sentimen global tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan aliran modal.

"Artinya volatilitasnya aliran modal keluarnya enggak akan banyak," kata dia.

Apabila nantinya memang terjadi aliran modal asing keluar yang tinggi, Andry menilai, BI memiliki kapabilitas yang baik untuk melakukan intervensi, dengan tingkat cadangan devisa saat ini yang tinggi.

Kemudian, kondisi defisit transaksi berjalan yang terus membaik ditopang oleh surplus neraca peradagangan, membuat tekanan terhadap rupiah semakin minim.

Dengan melihat faktor-faktor tersebut, Andry menilai, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuannya di tengah normalisasi kebijakan moneter global masih tepat.

"Memang kalau dilihat suku bunga sekarang ditahan masih relatif karena risiko masih bisa diantisipasi," katanya.

Menurutnya, pertimbangan penyesuaian suku bunga BI baru perlu dilakukan setelah harga-harga komoditas yang ditentukan, seperti bahan bakar minyak dan listrik mengalami kenaikkan.

"Yang jadi catatan kemudian kalau nanti inflasi tinggi. Misal jadi Pertalite dinaikkin, itu akan check up inflation," ucap Andry.

https://money.kompas.com/read/2022/04/20/210900826/bi-pertahankan-suku-bunga-acuan-di-tengah-normalisasi-kebijakan-global-apakah

Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke