Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selain Usung Smart City, IKN Berpotensi Jadi Kota Karbon Netral

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi Pendukung Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota Negara Mohammed Ali Berawi mengatakan, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diharapkan menjadi kota hijau yang berkarbon negatif.

Hal itu ia kemukakan dalam rapat kerja perdana Nusantara Expert Group Meeting yang diselenggarakan hasil kerja sama antara Otorita IKN, Asian Development Bank (ADB), dan Department of Foreign Affairs and Trade Australian Government secara virtual, Selasa (21/6/2022).

"Dari 260.000 hektar yang luasannya empat kali lipat dibandingkan Jakarta, sekitar 70 persen area dilestarikan sebagai hutan tropis. Kota ini memiliki potensi menjadi kota karbon netral bahkan karbon negatif yang menyerap karbon dioksida lebih banyak daripada yang dihasilkan," tuturnya dalam keterangan tertulis.

Selain itu, IKN juga diharapkan bisa menjadi kota cerdas (smart city) yang keseluruhannya mengusung teknologi. Dengan penggunaan teknologi akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sana nantinya.

"Kita berharap bisa menghasilkan kota yang smart, berkelanjutan, dan tangguh. IKN akan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan. Teknologi smart city sebagai sarana pemampu untuk mewujudkan kota yang layak huni dan kualitas yang baik. Teknologi menjadi unsur penting demi meningkatkan mutu kehidupan orang-orangnya," kata dia.

Otoritas IKN mengapresiasi berbagai masukan yang diberikan oleh para pakar pengembangan kota dan pelaku industri maju seperti kendaraan otonom, jagat virtual dan mobilitas udara mutakhir. OIKN juga menantikan bagaimana bisa melanjutkan titik awal ini, bersama-sama dapat membangun IKN dengan optimisme yang tinggi.

"Ibu kota baru terbuka bagi semua orang, investasi, manufaktur, periset, pendukung untuk membangun ekosistem smart city yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.

Dalam rapat itu, mantan master planner Kota Sejong, Korea Selatan Kun Hyuck Ahn memberikan apresiasi pada rencana pembangunan IKN.

"Membangun kota baru membutuhkan waktu yang lama, lebih lama dari pembangunan perumahan biasa. Jadi jangan terburu-buru untuk memulai konstruksi," kata dia.

Oleh karena itu pembangunan IKN perlu menciptakan permintaan untuk menarik orang datang ke ibu kota, terutama talenta yang mampu menyiapkan era baru kota cerdas.

Agenda perdana rangkaian kegiatan Nusantara Expert Group Meeting tersebut menghadirkan para pakar internasional bidang pengembangan kota seperti Cheong Koon Hean (mantan CEO Dewan Perumahan dan Pengembangan Singapura), Annerieke Douma (Direktur Aliansi Global Ekonomi Sirkular), Halvard Dalheim (Sekolah Desain Arsitektur dan Perencanaan Universitas Sydney), Kun Hyuk Ahn (mantan master planner Kota Sejong), Stephen Cairns (Direktur Program Laboratorium Kota Masa Depan ETH Zurich, Singapura), Dushko Bogunovich(Sekolah Arsitektur dan Perencanaan Universitas Auckland), dan Catherine Caruana-McManus (Direktur Pemasaran dan Strategi Meshed IoT).

Selain itu, hadir pula praktisi dan pelaku industri teknologi maju yang membahas penerapan kendaraan otonom (autonomous vehicles), jagat virtual (metaverse), dan mobilitas udara mutakhir (advanced air mobility), antara lain Yasuyuki Fukuta (Direktur Smart Mobility Macnica), Barry Beagen (Project Jagat), dan Jungmin Won (Kepala Perencanaan dan Pengembangan Bisnis AAM Hyundai Motor Group).

https://money.kompas.com/read/2022/06/21/213000926/selain-usung-smart-city-ikn-berpotensi-jadi-kota-karbon-netral

Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke