Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Bunga Acuan BI Naik, Backlog Perumahan Bakal Melebar?

Kepala Divisi Subsidized Mortage Lending PT Bank Tabungan Negara Tbk Mochamad Yut Penta menilai, backlog perumahan didominasi oleh segmen low income household dengan tingkat keterjangkauan dalam memenuhi rumah masih rendah.

“Indonesia memiliki permasalahan backlog kepemilikan sebesar 12,7 juta, 50 persen MBR tidak layak huni, 4 juta backlog kepemilikan rumah pekerja informal, dan rasio mortage kepada PDB hanya 3 persen,” kata Penta dalam dalam Webinar “Mengatasi Backlog Perumahan di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga”, Rabu (5/10/2022).

Penta mengungkapkan, backlog perumahan tidak hanya disebabkan karena kemampuan finansial saja, tapi juga peningkatan penghasilan lebih rendah daripada laju peningkatan harga properti.

Di sisi lain, demand KPR baik subsidi maupun non subsidi yang masih tinggi. Saat ini, diperkirakan KPR dapat tumbuh sebesar 12,5 persen di 2022. Sementara di tahun 2023, demand KPR bisa tumbuh 13,5 persen.

“Sementara dari sisi supply, yaitu kredit ke sektor Real Estate diperkirakan tumbuh sebesar 8 persen di tahun 2022, dan 9 persen di tahun 2023,” lanjut dia.

Masalah kenaikan suku bunga acuan BI menambah pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan backlog perumahan di Tanah Air yang angkanya saat ini masih tinggi, yaitu 12,75 juta. Untuk itu, Penta mengatakan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.

Hal utama adalah, dari sisi preferesi prilaku milenial atau kriteria hunian yang dibutuhkan milenial. Misalkan saja berdasarkan lokasi, akses, dan fasilitas. Saat ini milenial perkotaan membutuhkan akses dan fasilitas yang lengkap untuk mendukung kegiatan mereka, sehingga konsep hunian berbasis TOD cukup diminati.

“Kita harus tau prilaku preferensinya. Lokasinya juga harus dipinggir atau perbatasan kota, tersedia fasilitas pendidikan, olahraga, dan dekat dengan transportasi umum,” lanjut Penta.

Menurut Penta, alasan milenial saat ini masih belum memiliki rumah adalah karena belum ada yang tepat. Maka dari itu, penting untuk menyesuaikan tipe kebutuhan rumah para milenial, yang dikorelasikan dengan para pengembang.

“Ini chalange-nya. Alasan seperti itu butuh perhatian bagaimana nanti bisa memenuhi kriteria hunian milenial tadi, jadi pilihannya itu seperti apartemen, perumahan di pinggir kota, ataupun co-living,” tambahnya.

https://money.kompas.com/read/2022/10/06/104000826/suku-bunga-acuan-bi-naik-backlog-perumahan-bakal-melebar-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke