Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kubedistik Binaan PEP Tarakan Dorong Difabel Mandiri di Bisnis Batik Ramah Lingkungan

TARAKAN, KOMPAS.com - Para anggota Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) Kota Tarakan, Kalimantan Utara, binaan Pertamina EP (PEP) Tarakan Field, bagian dari Zona 10 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina terus didorong untuk mandiri.

Selama empat tahun berdiri, menurut Sonny Lolong, Pendamping Teknis Kelompok Kubedistik, anggota difabel di kelompok ini terus bertambah dari lima kini jadi 26 anggota. Mereka menggarap bisnis batik ramah lingkungan, dengan pewarna alami dari batang mangrove yang melimpah di kota Tarakan.

Sonny bercerita, pada awal terbentuknya Kubedistik sangat tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi. Butuh waktu, tenaga dan banyak kesabaran untuk melatih mereka.

Pasalnya, para difabel yang berlatih dan bekerja di Kubedistik menyandang beragam disabilitas mulai dari tuna daksa, tuna grahita maupun tuna rungu sehingga memerlukan pendekatan masing-masing dalam pelatihannya.

"Pernah kejadian, ratusan kain batik pesanan yang dikerjakan rusak atau gagal karena masalah komunikasi dan lainnya. Butuh banyak kesabaran," kata Sonny melalui rilis pers PEP Tarakan, Senin (21/10/2022).

Kembangkan motif batik khas Tarakan

Batik Kubedistik mengangkat motof kearifan lokal Tarakan, dalam hal ini budaya suku Tidung. Lalu dikembangkan motif khas Tidung, seperti motif batik pakis, motif batik cumi-cumi dan motif batik lainnya sesuai dengan kekayaan alam dan budaya setempat.

“Kubedistik kini memiliki HaKI (hak atas kekayaan intelektual) atas enam motif batik khas Tarakan dan beberapa motif lainnya tengah dalam proses mendapatkan HaKI,” ujar Sonny.

Kubedistik selain jadi binaan PEP Tarakan, juga mendapatkan bantuan asuransi bagi anggota dari PT Pertamina Hulu Indonesia yang bekerja sama dengan Askrindo, serta bantuan Pertamina untuk pameran.

Dukungan lain datang dari Pemkot Tarakan dengan aturan Wali Kota Tarakan soal batik dengan motof khas Tarakan sebagai pakaian dinas ASN di Kota tersebut.


Anggota Kubedistik siap mandiri

Hadi, salah seorang tuna rungu-wicara anggota Kubedistik. Dia sudah siap mandiri jika PEP Tarakan Field exit program pada 2023. Menggunakan bahasa isyarat, dengan bersemangat Hadi menyampaikan rasa terima kasih kepada Pertamina serta harapannya.

Senyum Hadi mengungkapkan optimismenya bahwa batik bisa menjadi tumpuan untuk masa depan yang lebih sejahtera. Pasalnya, Kubedistik telah meningkatkan kesejahteraan kelompok difabel Tarakan.

Dari sisi ekonomi, pendapatan Kubedistik mencapai Rp 143 juta per tahun dan Rp 1,3 juta per bulan untuk tiap anggota. Selain itu, ada efisiensi biaya pengelolaan lingkungan yang mencapai Rp17,5 juta.

Apalagi penggunaan pewarna batik yang ramah lingkungan bisa mengurangi emisi 6.600 kg CO2e per tahun dan 360 kg per tahun limbah sisa pewarna bakau yang diolah jadi pupuk kompos yang ramah lingkungan.

Kubedistik jadi model peningkatan kesejahteraan difabel

Model Kubedistik sendiri diharapkan dapat diterapkan ke kelompok difabel lain di Tarakan. Hal ini disampaikan Arbain, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan. “Dengan data terbaru, Pemkot dapat berkolaborasi dengan PEP Tarakan Field menciptakan program-program pemberdayaan sejenis bagi para difabel,” katanya.

Isrianto Kurniawan, Field Manager PEP Tarakan Field, menjelaskan Kubedistik diharapkan dapat menjadi salah satu model upaya peningkatan kesejahteraan penyandang difabel.

Juga, jadi model bisnis yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku batik alami, serta menjadikan motif batik Tarakan sebagai motif unggulan di Kalimantan Utara.

“Pengembangan akses teknologi dan literasi digital bagi penyandang difabel terus dilakukan, selain sebagai bagian dari upaya untuk menjawab tantangan masa depan dalam era industri 4.0,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2022/10/24/193825526/kubedistik-binaan-pep-tarakan-dorong-difabel-mandiri-di-bisnis-batik-ramah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke