Mengacu pada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.557 per dollar AS, terapresiasi signifikan dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.694 per dollar AS.
Apresiasi itu terus berlanjut, di mana pada pukul 09.45 WIB nilai tukar rupiah menguat 1,18 persen ke Rp 15.511 per dollar AS.
Penguatan rupiah terjadi seiring dengan anjloknya indeks mata uang negeri Paman Sam. Mengacu data Investing, greenback anjlok lebih dari 2 persen ke kisaran 107,75.
Greenback saat ini berada di level terendah sejak September lalu. Penurunan ini tidak terlepas dari rilis data inflasi AS periode Oktober yang menunjukan adanya perlambatan.
Tercatat indeks harga konsumen AS pada Oktober lalu meningkat sebesar 7,7 persen secara tahunan. Meskipun masih tinggi, kenaikan itu lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2 persen, dan juga di bawah proyeksi analis di level 8 persen.
Bukan hanya terhadap rupiah, dollar AS juga terdepresiasi terhadap sebagian besar mata uang Asia lain, mulai dari dollar Hong Kong (0,06 persen), dollar Taiwan (1,44 persen), won Korea Selatan (2,94 persen), peso Filipina (1,40 persen), yuan China (0,16 persen), ringgit Malaysia (1,21 persen), hingga baht Thailand (0,21 persen).
https://money.kompas.com/read/2022/11/11/102000626/inflasi-as-mereda-nilai-tukar-rupiah-perkasa-ke-rp-15511-per-dollar-as