Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Bagi Pebisnis untuk Hadapi Potensi Resesi di 2023

Bahkan, beberapa waktu belakangan ini Presiden Joko Widodo juga telah mengakui adanya sinyal resesi di Eropa, Amerika Serikat, serta China yang turut berdampak pada Indonesia.

Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kerap menghimbau masyarakat untuk tetap optimis, berhati-hati, dan mulai bersiap menghadapi tahun 2023.

“Resesi atau perlambatan ekonomi tentunya mempengaruhi daya beli masyarakat, sehingga mendorong mereka lebih selektif dalam pengeluaran dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan,” kata Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix dalam siaran pers, Selasa (22/11/2022).

Lalu, bagaimana nasib para pelaku bisnis di tengah situasi ini? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuat bisnis bertahan di tengah masa-masa penuh ketidakpastian tahun depan?

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para pelaku bisnis, simak ulasannya berikut ini:

1. Manfaatkan peluang inovasi dengan riset pasar

Menurut Timothy, resesi seharusnya tidak menjadi penghalang sebuah bisnis untuk terus berinovasi. Namun, di tengah perubahan gaya hidup masyarakat menjadi lebih selektif terhadap pengeluaran mereka, pelaku bisnis perlu mengeksplor peluang inovasi dan terus beradaptasi dengan kebutuhan dan minat masyarakat melalui riset pasar.

Riset pasar akan membantu memberikan insights bagi bisnis terkait produk dan tren yang tengah berkembang di tengah masyarakat, ketertarikan calon pelanggan dengan produk yang akan diluncurkan, hingga mengetahui harga yang rela mereka keluarkan untuk membeli produk tersebut.

“Ada berbagai cara untuk melakukan riset pasar, salah satunya adalah dengan menggunakan platform survei online. Melalui platform survei online, pelaku bisnis bisa menyesuaikan kriteria responden yang ingin disasar sesuai dengan target market mereka,” ungkap Timothy.

Menurut dia, melalui survei online para pelaku bisnis bahkan dapat menyesuaikan jumlah pertanyaan dan jumlah respondennya sesuai dengan anggaran yang mereka punya. Pelaku bisnis juga perlu terus mengevaluasi performa setiap produk yang dimiliki dan menentukan produk-produk apa yang paling menguntungkan bisnis, maupun merugikan bisnis.

Dengan demikian, di tengah perlambatan daya beli konsumen, pelaku bisnis dapat lebih berfokus memperkuat produk-produk unggulannya serta memberhentikan pasokan produk yang kurang baik terlebih dahulu, guna mengurangi biaya produksi.

Tak hanya itu, pelaku bisnis juga harus lebih sigap dan cermat dalam melakukan penyesuaian harga dengan kondisi pasar. Perhatikan juga perubahan harga bahan baku, biaya produksi, serta harga jual yang dipatok oleh kompetitor secara berkala, agar bisnis bisa terus kompetitif di pasar.

2. Diversifikasi pemasok (supplier)

Menurut Timothy, di tengah melambatnya ekonomi, pasokan barang dan bahan baku akan mengalami imbas negatif akibat melemahnya daya beli masyarakat. Secara otomatis, biaya bahan baku bisa naik berkali-kali lipat.

Oleh karena itu, pelaku bisnis harus melakukan diversifikasi pemasok atau memiliki lebih dari satu pemasok agar produktivitas produksi tidak terganggu dengan ketersediaan bahan baku di pasaran yang terpapar kenaikan harga tersebut.

3. Efisiensi anggaran dengan memastikan strategi pemasaran tepat sasaran

Salah satu biaya terbesar pada operasional bisnis adalah anggaran pemasaran. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu melakukan efisiensi dengan memastikan alokasi anggaran pemasaran mereka tepat sasaran.

Dewasa ini, banyak pelaku bisnis yang mengalihkan strategi pemasaran mereka ke ranah digital karena jangkauannya yang luas, memungkinkan kreativitas yang lebih besar, dan memiliki biaya yang lebih terjangkau.

“Salah satu strategi yang bisa dipilih adalah promosi melalui media sosial. Strategi ini merupakan opsi yang tepat diaplikasikan apabila target konsumen bisnisnya menyasar milenial dan Gen Z. Facebook, YouTube, dan Instagram merupakan tiga platform media sosial yang banyak digunakan oleh kalangan milenial,” ujarnya.

Di sisi lain, Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi platform yang diminati kalangan Gen Z saat ini. Popularitas ketiga platform tersebut juga semakin mencuat karena ketertarikan Gen Z terhadap konten berbasis video dan live streaming.

Selain itu, untuk menjangkau Gen Z, pelaku bisnis juga dapat mencoba kerja sama dengan influencer, content creator, atau Key Opinion Leader (KOL). Hasil survei Indonesia Gen Z Report 2022 memperlihatkan bahwa selain kualitas produk, Gen Z di Indonesia memiliki tingkat kepercayaan tinggi pada brand-brand yang memiliki hubungan dekat dengan influencers, baik dalam hal kepemilikan brand maupun kerja sama dengan brand tertentu.

4. Siapkan dana darurat

Tak hanya keuangan pribadi, tetapi bisnis juga perlu mempersiapkan dana darurat dalam menghadapi resesi. Dana darurat dapat membantu bisnis bertahan dengan menstabilkan biaya operasional bisnis di tengah inflasi, membayar gaji karyawan, hingga angsuran cicilan.

Perlu diingat bahwa dana darurat untuk kebutuhan pribadi sebaiknya dipisah dari dana darurat untuk keperluan bisnis. Selain itu, pelaku bisnis harus memilih bank terpercaya yang telah dilindungi oleh pemerintah untuk menyimpan dana darurat tersebut.

5. Restrukturisasi tenaga kerja

Apabila situasi bisnis semakin kritis, pelaku bisnis juga dapat mempertimbangkan melakukan restrukturisasi tenaga kerja dengan pengurangan personil yang kurang berprestasi, serta memaksimalkan dan mengapresiasi kapasitas personil yang berprestasi.

“Oleh karena itu, pemilik bisnis juga perlu terus meningkatkan kemampuan diri sendiri, serta karyawan, agar dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. Misalnya, menambah kapasitas digital dan pembuatan konten,” tegas Timothy.

https://money.kompas.com/read/2022/11/22/191000526/5-tips-bagi-pebisnis-untuk-hadapi-potensi-resesi-di-2023

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke