Direktur Finance BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan sebelum perseroan menaikkan suku bunga kredit. Pasalnya, kenaikan bunga kredit dapat mempengaruhi likuiditas dan kualitas kredit perseroan.
"Pertama, kondisi likuiditas yang kami miliki. Karena bunga acuan naik ada dampaknya ke sumber dana kami," ujarnya saat konferensi pers RUPSLB, Rabu (11/1/2023).
Meski demikian, dia memastikan kondisi likuditas perseroan saat ini masih terjaga. Hal ini tercermin dari current account and saving account (CASA) yang terus meningkat sekitar 47-48 persen.
Selain likuiditas, perseroan juga memperhatikan kondisi usaha dari para debitur. Pasalnya, kenaikan bunga kredit di kala kondisi usaha yang masih belum pulih justru dapat menaikkan kredit macet perseroan.
BTN juga terus mencermati kondisi pasar agar bunga kredit perseroan tetap kompetitif dibandingkan bunga kredit bank lain.
Berdasarkan data BI pada Desember 2022, kenaikan suku bunga perbankan saat ini masih terbatas meski BI sudah lima kali menaikkan suku bunga acuan.
Suku bunga kredit November 2022 tercatat 9,11 persen atau meningkat 17 basis poin dibandingkan dengan level Juli 2022. Hal tersebut dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang masih longgar.
"Jadi intinya kami terus menyeimbangkan untuk strategi peningkatan bunga kredit dari sisi pencapaian target-target bisnis kami, kemudian kualitas kredit, dan tentunya target-target profitabilitas untuk BTN ya," tukasnya.
https://money.kompas.com/read/2023/01/11/204500826/btn-belum-naikkan-bunga-kredit-meski-bi-rate-sudah-tinggi