"Jadi kalau tidak hati-hati mengatasi ke depan dunia akan kekurangan air bersih. Jadi kita tidak boleh menganggap remeh masalah air," ucapnya saat menutup acara kick-off meeting World Water Forum (WWF) ke-10, dikutip dari siaran pers Kemenko Marves, Jumat (17/2/2023).
WWF menurutnya, wadah untuk membangun kerja sama yang kuat, dapat dimulai dengan berbagi data hingga berbagi ilmu pengelolaan air yang tepat.
"Dengan pengelolaan yang tepat, harmonisasi antara sosial dan lingkungan dapat memberikan value added di sektor ekonomi dan hal tersebut dapat dimaksimalkan. Kami dengan bangga mengumumkan peningkatan kualitas air yang signifikan di Indonesia, khususnya dengan restorasi Sungai Citarum," ungkap Luhut.
Saat COP UNFCCC, mantan Menko Polhukam ini juga menjelaskan pengaruh perubahan iklim terhadap krisis air. Pada 2030, Water Resource Group dibentuk untuk memperkecil jarak antara permintaan dan ketersediaan air bersih secara global.
"Kami memahami bahwa setiap daerah memiliki tantangannya sendiri. Untuk itu, kita perlu bekerja sama menentukan prioritas permasalahan pengelolaan air yang ada. Dibutuhkan komitmen regional," tutur Luhut.
Dirinya mengajak para peserta kick-off WWF untuk bersama menghadapi tantangan dan mencari pendekatan terbaik terhadap masing-masing tema, berinovasi dengan teknologi, berbagi informasi, dan menguatkan komitmen dalam menghadapi permasalahan air global, khususnya ketersediaan air bersih dan sanitasi.
https://money.kompas.com/read/2023/02/17/103000826/hadiri-forum-air-sedunia-luhut-ingatkan-krisis-air-bersih--tidak-boleh-anggap