Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Putusan PN Jakpus Pemilu 2024 Ditunda, Ekonom: Berdampak Buruk bagi Ekonomi RI

Pasalnya, selama ini tahun politik biasanya menjadi stimulus bagi perekonomian.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, diperkirakan Pemilu 2024 akan menambah uang beredar lebih dari Rp 200 triliun.

Lantaran aktivitas pemilu memberikan dampak yang cukup luas ke hampir 20 sektor usaha, mulai dari sektor makanan dan minuman, percetakan, periklanan, hotel, hingga jasa transportasi.

Artinya, jika pemilu 2024 ditunda maka berbagai sektor usaha di RI akan kehilangan kesempatan emas tersebut.

"Jadi penundaan pemilu adalah preseden buruk bagi pertumbuhan ekonomi tahun ini sampai 2024 ke depan," ujarnya dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023).

Dia menjelaskan, jelang penyelenggaraan Pemilu 2024 tentu banyak pelaku usaha yang sudah mulai ancang-ancang mengambil kredit usaha ke perbankan untuk memperkuat usahanya melalui perekrutan tenaga kerja tambahan hingga menaikkan kapasitas produksi.

"Begitu muncul gonjang-ganjing penundaan pemilu, maka bisa tidak pasti rencana tadi, bahkan berujung pada kerugian," ucapnya.

Tidak hanya merugikan pelaku usaha, langkah investor untuk berinvestasi di RI pun menjadi goyah sehingga mereka akan wait and see lebih lama.

Misalnya, kata dia, yang semula investor berencana investasi mulai tahun ini, namun karena ada kabar Pemilu 2024 ditunda maka kemungkinan baru akan direalisasikan di 2025.

"Dalam survei kemudahan berbisnis, permasalahan terbesar selain korupsi adalah ketidakpastian politik dan kebijakan. Oleh karena itu Penundaan pemilu sangat merusak prospek investasi," sebut dia. 

https://money.kompas.com/read/2023/03/04/191400426/putusan-pn-jakpus-pemilu-2024-ditunda-ekonom--berdampak-buruk-bagi-ekonomi-ri

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke