Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erick Thohir Marah-marah ke Direksi KAI dan Inka, Ada Apa?

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak habis pikir dengan kebijakan yang diambil para direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Inka (Persero) soal polemik impor KRL.

Erick Thohir membeberkan, ia bahkan sampai harus menegur pucuk pimpinan kedua BUMN itu karena dinilai sudah melangkahi dirinya.

Karena kedua direksi perusahaan malahan langsung membahasnya dengan lembaga lain tanpa melalui dirinya sebagai penanggung jawab perusahaan negara.

"Ini yang saya tegur juga direksi BUMN kalau ada apa-apa duduk sama saya dulu, jangan langsung melibatkan semua menteri lain, saya enggak dikasih tahu," ujar Erick Thohir dikutip pada Kamis (4/5/2023).

Pengusaha pemilik Mahaka Group ini berujar, tidak ada perencanaan yang matang dalam pengadaan gerbong KRL. Padahal, pengguna moda transportasi massal ini selalu naik dari tahun ke tahun.

Ia juga menyesalkan kinerja keuangan Inka. Di mana kondisinya juga tengah kembang-kempis, terutama pada sisi arus kas dan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) alias pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi.

"Jadi saya tegur, mana proyeksi 5 tahun ke depan untuk pertumbuhan penggunaan kereta api?," ungkap Erick Thohir.

"Saya minta bikin proyeksi seperti apa pertumbuhannya, lalu dikaitkan dengan kondisi Inka. 'Oh Inka hanya bisa 50 gerbong karena EBITDA masih begini, tapi butuhnya 100 gerbong, berarti yang 50 mesti ada solusinya'," papar dia lagi.

Erick Thohir menyebut sudah menegur direksi Inka karena polemik ini. Ia bilang, perusahaan tersebut tentu tidak akan bisa memproduksi KRL dengan baik kalau keuangannya berdarah-darah.

"Yang kurang bagus, EBITDA (PT Inka) masih negatif, itu saya tegur mereka, mencari proyek is one thing tapi mengambil kerjaan cashflow (arus kas) tapi enggak ketemu, maka tetap enggak ketemu," kata dia.

Untuk menolong keuangan Inka yang negatif tersebut, Kementerian BUMN akan mengusulkan suntikan dana APBN melalui penyertaan modal negara (PMN). Tujuannya, agar perusahaan yang berkantor di Madiun itu sanggup memenuhi prodiksi gerbong KRL.

Sebagai informasi, Inka selama ini bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Stadler Rail dalam memenuhi permintaan gerbong kereta. Beberapa gerbong juga dipasarkan ke luar negeri.

Lanjut dia, selama ini koordinasi KAI sebagai induk dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Inka juga terbilang buruk. Padahal, kebutuhan gerbong KRL baru sudah sangat mendesak.

"Karena itu, saya kemarin rapat dengan Menko Luhut, Menhub, dan Menperin, saya mengusulkan antara KAI dan Inka menyelesaikan dulu supply chain, baru kita bicara kebutuhan, jangan masing-masing punya buku. Toh Dirut Inka sudah ada orang baru dari KAI, enggak perlu ribut lagi," ujar Erick Thohir.

Soal impor KRL bekas Jepang

Sementara itu dikutip dari Antara, Erick Thohir juga sudah meminta KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pasca-pandemi Covid-19.

"Saya sudah meminta KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pasca-Covid-19, karena pada saat pandemi angka penumpangnya tidak sama dengan saat ini," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir sangat percaya bahwa salah satu solusi transportasi publik adalah kereta, kalau Indonesia mau menekan penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi ketergantungan pada impor BBM selain juga mendukung peralihan kepada kendaraan listrik.

"Karena itu kita bicara dengan Jepang, apalagi nanti ada G7, kita bicara bagaimana memetakan ulang kondisi perkeretaapian yang ada di Jawa, Sumatera dan Madura," katanya.

Kalaupun dalam kondisi darurat, sambung dia, pihaknya tak mempermasalahkan impor KRL bekas dari Jepang. Itu pun dengan catatan, tidak ada penggelembungan harga.

"Kita harus menghitung ulang kebutuhan gerbongnya berapa. Saya menolak impor jika terjadi mark up dan saya akan minta BPKP untuk audit ulang jika memang terjadi mark up. Namun kalau kita membutuhkan (impor) maka kita terbuka, tetapi perlu duduk dengan data yang sama. Dan kalau ada korupsi saya akan sikat," kata Erick.

(Penulis: Yohana Artha Uly | Editor: Erlangga Djumena, Akhdi Martin Pratama)

https://money.kompas.com/read/2023/05/04/092119326/erick-thohir-marah-marah-ke-direksi-kai-dan-inka-ada-apa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke