Menanggapi data tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, laju penurunan inflasi lebih cepat dari perkiraan semula bank sentral. BI memprediksi, inflasi akan dapat mencapai kisaran 2-4 persen pada kuartal III-2023.
"Sekarang inflasi sudah 4 persen, berarti lebih cepat dari yang kita perkirakan," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Lebih lanjut Perry menilai, cepatnya laju penurunan inflasi merupakan bukti keberhasilan pengendalian inflasi dari sisi moneter. Pada saat bersamaan, inisiatif pengendalian inflasi volatile food lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga turut meredam kenaikkan indeks harga konsumen (IHK).
"Kalau memang melihat komponen-komponennya, inflasi inti tetap rendah, di bawah 3 persen, itu membuktikan memang langkah untuk pengendalian permintaan dari sisi moneter cukup berhasil," tuturnya.
Tren penurunan inflasi diyakini terus berlanjut. Hingga pengujung 2023, inflasi diproyeksi dapat mencapai level 3,3 persen.
"Tahun depan kami juga yakini inflasi terkendali di kisaran target 2,5 plus minus 1 persen," ucap Perry.
Sebagai informasi, BPS melaporkan, pada Mei lalu terjadi inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan (month to month/mtm). Sementara itu, tingkat inflasi secara tahunan mencapai 4 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Mei adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,48 persen dengan andil 0,13 persen
https://money.kompas.com/read/2023/06/05/164631026/laju-penurunan-inflasi-lebih-cepat-dari-perkiraan