Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah "Artificial Intelligence" (AI) akan Menghilangkan Banyak Pekerjaan di Masa Depan?

Pendukung AI menggembar-gemborkan potensi teknologi untuk meningkatkan produktivitas kita, menciptakan era baru pekerjaan yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan perawatan penyakit yang lebih baik.

Sebaliknya, orang yang skeptis terhadap AI telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi teknologi untuk mengganggu pekerjaan, menyesatkan orang, dan mungkin membawa akhir atau kemusnahan bagi umat manusia.

Yang membingungkan, beberapa eksekutif di Silicon Valley tampaknya menganut dua pandangan sekaligus.

Dilansir dari CNN, Senin (26/6/2023), kecerdasan buatan dalam pemahaman publik kerap dimaknai sebagai mesin pembunuh yang ingin menyalip manusia.

Namun sebenarnya dalam industri teknologi, AI merupakan istilah luas yang mengacu pada berbagai alat yang dilatih untuk melakukan tuas rumit dan sebelumnya harus dikerjakan beberapa orang.

Misalnya, ketika menggunakan internet, AI memungkinakn untuk dapat menyortir data, memfilter konten, dan memberikan saran.

Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan Netflix untuk merekomendasikan film, membantu menghilangkan spam, ujaran kebencian, dan konten tidak pantas lainnya dari linimasa media sosial.

AI juga dapat berhasil mengembangkan teknik untuk memecahkan berbagai masalah dunia nyata, seperti menyesuaikan sinyal lalu lintas secara real time untuk mengelola masalah kemacetan atau membantu profesional medis menganalisis gambar untuk membuat diagnosis.

AI juga penting untuk mengembangkan mobil self-driving dengan memproses data visual dalam jumlah besar, sehingga kendaraan dapat memahami sekelilingnya.

Pembahasan tentang AI semakin santer belakangan karena kehadiran ChatGPT, sebuat chatbot yang mengutamakan kekuataan kecerdasaan buatan.

Alat yang dibuat oleh OpenAI ini digunakan orang-orang untuk menyusun tuntutan hukum, menulis lirik lagu, dan membuat abstrak makalah penelitian.

Sebagai gambaran, Microsoft dan Google telah memperkenalkan fitur yang didukung oleh AI generatif, teknologi yang mendasari ChatGPT, ke dalam alat produktivitas yang paling banyak digunakan.

Sementara, Meta, Amazon, dan Alibaba jugas mengaku sedang mengerjakan alat AI generatif juga. Banyak bisnis lain juga melakukan hal yang serupa.


Lantas apakah kecerdasan buatan akan menghilangkan banyak posisi pekerjaan?

AI sendiri diharapkan dapat membantu dan meningkatkan cara jutaan orang melakukan pekerjaannya.

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) memperkirakan perusahaan akan membutuhkan pekerjaan baru untuk menerapkan dan mengelola AI.

Adapun, pekerjaan seperti data analysts and scientists, machine learning specialists, dan cybersecurity experts diprediksi tumbuh 30 persen pada 2027.

Namun, adaptasi ini juga membawa risiko pada sekitar 26 juta pekerjaan pencatatan dan administrasi pada 2027.

Pegawai entri data dan sekretaris eksekutif diperkirakan akan mengalami kerugian paling tajam.

https://money.kompas.com/read/2023/06/26/124027026/apakah-artificial-intelligence-ai-akan-menghilangkan-banyak-pekerjaan-di-masa

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke