Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecenderungan Dunia dan Indonesia Menuju 2045

Dokumen setebal 273 halaman tersebut berisi refleksi dua dekade pembangunan, Megatrend dunia, Transformasi menuju Indonesia Emas 2045, Pembangunan Wilayah dan Kesinambungan Pembangunan.

Bagian yang akan diulas dalam tulisan ini adalah mengenai Megatrend Dunia atau kecenderungan dunia tahun 2030 dan 2045, di dalamnya termasuk posisi Indonesia.

Menurut Bappenas, terdapat 10 megatrend global yang akan dihadapi dunia dalam 10 tahun dan 25 tahun kedepan.

Megatrend tersebut, yakni demografi global, geopolitik dan geoekonomi, disrupsi teknologi, urbanisasi dunia, perdagangan dunia, keuangan global, kelas menengah, sumber daya alam, perubahan iklim, dan pemanfaatan ruang angkasa.

World Population telah memproyeksikan bahwa dengan jumlah populasi saat ini sekitar 7 miliar, dunia akan menuju 9,5 miliar populasi tahun 2045.

Penambahan penduduk yang cukup signifikan dalam dua dasawarsa kedepan ditopang dengan menurunnya tingkat kematian dan meningkatkan harapan hidup. Konsekuensinya usia penduduk lansia meningkat dan tentu menjadi beban mereka yang produktif.

Dari sisi peringkat negara, sejak 2023 India menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Menggantikan China yang mengalami pertumbuhan penduduk negatif dalam beberapa tahun terakhir.

Di samping itu, peringkat jumlah penduduk dunia akan berubah dari India, China, AS, Indonesia dan Pakistan saat ini menjadi India, China, AS, Nigeria dan Pakistan tahun 2045.

Tahun 2045, Indonesia akan menduduki peringkat ke enam dengan jumlah 328 juta, dari sebelumnya peringkat lima (jumlah sekitar 280 juta tahun 2023).

Penduduk dunia akan terkonsentrasi di Asia dan Afrika. Delapan negara akan mencapai lebih dari setengah total peningkatan populasi yang diproyeksikan pada 2045, yakni India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Filipina, dan Mesir.

India juga diperkirakan akan menyusul China sebagai negara terpadat di dunia, ketika populasi China diperkirakan mulai menurun.

Geopolitik dunia tetap dipenuhi dengan ketegangan: perang Rusia-Ukraina, konflik di selat Taiwan, semenanjung Korea, teluk Persia dan laut China selatan. Ini baru sebagian saja.

Di sisi geoekonomi terjadi perebutan sumber daya alam terbarukan yang sangat tajam. Sumber daya alam dan komoditas sudah mulai terbatas dan dikendalikan karena dampak lingkungan. Sektor komoditas tidak lagi menjadi andalan pertumbuhan ekonomi.

Perekonomian tahun 2045 akan meningkat 3 kali lipat dibanding tahun 2015. Lima negara besar, yakni China, India, AS, Rusia dan Indonesia akan berkontribusi 55 persen dari total PDB dunia.

Bonus demografi akan dinikmati Indonesia sampai 2030, kemudian menurun. Pada 2045, proporsi penduduk usia produktif menjadi 65 persen dan penduduk usia lanjut (aging) hampir 15 persen.

Disrupsi teknologi dan revolusi keuangan global

Tidak dipungkiri telah terjadi disrupsi teknologi sejak dasawarsa terakhir, banyak PHK, tetapi juga telah terjadi job creation dari inovasi teknologi.

Menurut laporan Bank Dunia hingga saat ini, penciptaan lapangan kerja baru masih lebih banyak dibandingkan dengan yang hilang akibat aplikasi teknologi digital.

Pada 2045, teknologi digital akan menggantikan 40 persen pekerjaan saat ini melalui artificial intelligence dan robotik.

Kemajuan teknologi yang paling revolusioner adalah di sektor keuangan. Sektor keuangan akan semakin mengglobal, transaksi keuangan dapat dilakukan dengan digital, nir kertas, timeless, dan nir biaya.

Perbankan global akan berbasis digital banking, bahkan fintech. Dampak negatifnya akan terjadi kejahatan digital dan kecurangan laporan keuangan lebih marak.

Secara makro, dengan adanya pergerakan kekuatan ekonomi dunia, dominasi mata uang dunia juga akan bergeser dari dollar AS menjadi multicurrencies.

Perdagangan barang dan jasa antar tetap akan tumbuh dengan modal logistik yang terkoneksi, tumbuh antara 3-4 persen per tahun.

Dunia akan menghadapi kebijakan fiskal yang lebih rumit dan kompleks. Transaksi-transaksi keuangan digital paperless dan terkoneksi sehingga sulit sekali untuk dicari subyek atau obyek pajaknya.

Belanja fiskal di negara maju, termasuk di Indonesia akan meningkat dengan pembaharuan infrastruktur publik dan membayar utang negara. Disain belanja negara akan meningkat sesuai dengan proporsi penduduk terutama aging population.

Pendapatan negara di Indonesia juga akan dipengaruhi oleh produktivitas penduduk yang diharapkan akan meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan keahlian sumber daya manusianya.

Perubahan iklim dan ekonomi luar angkasa

Pemanfaatan sumber daya alam seperti hutan, minyak dan gas alam, batu bara, mineral, energi baru dan terbarukan, keanekaragaman hayati dan genetic, spesies dan ekosistem akan terus diekplotasi dan diperbaharui.

Pemanfaatan sumber daya alam akan tetap menimbulkan kerusakan, peningkatan suhu global disertai cuaca ekstrem dan bencana.

Dengan keterbatasan dunia yang akan ditempati oleh 9 miliar populasi dunia, saat ini dan kedepan banyak riset dan eksplorasi untuk membangun ekonomi, kelestarian dan keamanan antariksa.

Saat ini Indonesia punya modal dasar yang cukup kuat, yakni jumlah penduduk dengan tenaga kerja produktif melimpah. Termasuk golongan menengah dan atas dari sisi pendapatan menjadi sumber daya beli dan investasi yang kuat.

Di samping kekayaan sumber daya alam melimpah, Indonesia juga memiliki modal sosial yang juga kuat, relijius, gotong royong, ramah, toleran dan cinta lingkungan.

Untuk menuju Indonesia yang kuat tahun 2045, modal fisik, alam dan sosial harus dibangun dan dipupuk secara seimbang.

https://money.kompas.com/read/2023/07/03/063046026/kecenderungan-dunia-dan-indonesia-menuju-2045

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke