Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kendaraan Berbahan Bakar Air, Elon Musk: Bodoh dan Tidak Masuk Akal

KOMPAS.com - Perdebatan mengenai apakah air yang diubah menjadi hidrogen untuk kemudian dijadikan bahan bakar di ruang mesin kendaraan bermotor dengan nama alat bernama Nikuba, tengah mengemuka sejak beberapa hari terakhir di Tanah Air.

Air yang diubah menjadi energi memang jadi kontroversi sejak lama. Sejatinya tak hanya di Indonesia, namun juga masih menjadi perdebatan di banyak negara.

Meski melimpah, sejauh ini air belum dikembangkan secara massal sebagai energi. Menurut banyak ilmuan, alasannya mengubah air menjadi hidrogen perlu banyak proses.

Sehingga mengubah air menjadi hidrogen untuk dipakai sebagai bahan bakar dinilai justru sebagai pemborosan. Alasannya, energi yang dipakai untuk mengkonversi hidrogen jauh lebih besar dibandingkan energi yang kemudian dihasilkan.

Dalam beberapa kesempatan, CEO Tesla, Elon Musk, bahkan kerap kali mengolok-ngolok hidrogen sebagai bahan bakar mesin kendaraan.

Seperti pada Juni 2020 silam, melalui akun Twitterya, Elon Musk menyebut kalau pengembangan teknologi mengubah air jadi energi mesin adalah hal konyol.

"Menjual hidrogen itu bodoh dan tidak masuk akal," kata Elon Musk dikutip dari CNBC, Jumat (14/7/2023).

Ia menyebut, hidrogen jauh berbeda dengan bahan bakar seperti dari energi fosil maupun beberapa sumber tenaga listrik terbarukan.

Sebelum dijadikan bahan bakar, butuh proses yang panjang dan sangat rumit untuk mengubah hidrogen dari air. 

Untuk diketahui saja, hidrogen atau senyawa H2 bisa dibilang sangat melimpah di bumi. Namun karena hidrogen adalah gas yang sangat ringan, gravitasi bumi tak mampu menarik molekul-molekuknya, sehingga akhirnya hidrogen lebih banyak menguap dan terperangkap di atmoster bumi.

Itu sebabnya, dalam kasus balon udara yang diisi dengan gas hidrogen, akan langsung melayang ke udara karena tidak terpengaruh gravitasi bumi.

Di permukaan bumi, hidrogen yang tidak menguap ke atas banyak terperangkap bersama oksigen atau O2. Kedua unsur ini kemudian membentuk air atau H2O.

Elon Musk juga kembali menyinggung betapa tidak efisiennya menjadikan hidrogen sebagai bahan bakar mesin di acara yang diselenggarakan Financial Times pada Mei 2022 lalu.

Menurut Elon Musk, untuk menjadikan hidrogen sebagai bahan bakar, perlu biaya yang tidak sedikit guna memisahkannya dengan oksigen pada air.

"Itu bukan proses yang terjadi secara alami di bumi. Untuk mendapatkan hidrogen, Anda harus memisahkannya dari air dengan cara elektrolisis atau pemecahan hidrokarbon," papar Elon Musk.

"Saat Anda melakukan proses pemecahan hidrokarbon, Anda belum benar-benar memecahkan masalah penggunaan bahan bakar fosil. Ini karena proses elektrolisis (memisahkan karbon) merupakan ide buruk," tambah dia.

Ia menjelaskan, fakta yang ada selama ini, proses memisahkan hidrogen dari air untuk kemudian dijadikan bahan bakar justru menggunakan listrik yang terbilang besar.

Di mana listrik tersebut saat ini kebanyakan berasal dari energi fosil. Terlebih, listrik yang dihabiskan jauh lebih besar dibandingkan hidrogen yang dihasilkan alias besar pasak daripada tiang.

Itu sebabnya, Elon Musk bilang, hidrogen bukan solusi untuk menggantikan bahan bakar fosil di masa depan.

Elon Musk berargumen, ketimbang orang-orang bermimpi menggunakan hidrogen dari air sebagai bahan bakar mesin, lebih baik mengembangkan lebih banyak energi hijau yang lebih realistis untuk kemudian dijadikan sumber listrik yang lebih efisen seperti tenaga surya, angin, dan sebagainya.

"Efisien elektrolisis? Itu hal yang buruk. Jadi Anda menghabiskan lebih banyak energi untuk memisahkan hidrogen dan oksigen. Kemudian dari hidrogen diubah jadi energi, itu juga butuh energi lagi," kata Elon Musk kepada Financial Times.

"Jika Anda harus memisahkan hidrogen dari air, ya Tuhan. Jumlah energi yang dipakai untuk membuat hidrogen untuk diubah menjadi bentuk cair sangat tidak masuk akal. Ini adalah hal paling bodoh yang bisa saya bayangkan dalam hukum penyimpanan energi," imbuh dia.

https://money.kompas.com/read/2023/07/14/144709626/kendaraan-berbahan-bakar-air-elon-musk-bodoh-dan-tidak-masuk-akal

Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke