Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mitratel Bukukan Kenaikan Laba Bersih Jadi Rp 1,02 Triliun Per Kuartal II-2023

Sementara itu, pendapatan perseroan naik 10,8 persen menjadi Rp 4,1 triliun pada semester I-2023, dibanding Rp 3,7 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Segmen bisnis Tower memiliki kontribusi terbesar terhadap pendapatan sebesar 93,2 persen.

Sedangkan segmen bisnis Mitratel lainnya (tower related business) semakin berkurang kontribusinya dengan porsi 6,8 persen terhadap keseluruhan pendapatan.

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan jumlah tenant, monetisasi bisnis serta peningkatan efisiensi kinerja perusahaan. Pria yang akrab disapa Teddy mengatakan, kinerja keuangan perseroan pada Semester I-2023 on the track dengan rencana bisnis yang telah dicanangkan.

“Pertumbuhan pendapatan merupakan hasil dari strategi perseroan dalam melakukan ekspansi menara, penambahan tenant, serta monetisasi segmen bisnis lainnya. Kami mulai memetik hasil dari ekspansi yang tercermin pendapatan yang tumbuh secara stabil dan berkelanjutan,” ujar Teddy dalam siaran pers, Jumat (28/7/2023).

Teddy mengungkapkan, fokus membangun infrastruktur telekomunikasi, terutama di luar Pulau Jawa, memberikan dampak positif terhadap kinerja. Akuisisi menara dan perluasan jaringan serat optik yang gencar dilakukan perseroan dalam beberapa waktu terakhir, tidak hanya berhasil meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan, namun juga membantu pertumbuhan ekosistem industri telekomunikasi di tanah air.

Pada akhir Semester I-2023, Mitratel memiliki 36.719 menara meningkat 27,6 persen dari periode yang sama tahun lalu atau bertambah 1.301 menara baru. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6 persen menjadi 54.718 tenant.

“Kami meyakini tenancy ratio di luar Jawa akan terus meningkat seiring pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang mendorong operator seluler di Indonesia untuk terus berekspansi,” ujar Teddy.


Pada akhir Juni 2023 total aset fiber optic milik Mitratel tercatat 27.269 km termasuk hasil dari akuisisi fiber sepanjang 6.012 km pada akhir 2022. Hal ini menjadi pendorong penambahan pendapatan sebesar Rp 86 miliar dari bisnis tower fiberization.

Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power as a Service (PaaS). Teddy mengatakan model bisnis PaaS ini adalah penyediaan sumber energi baik untuk catu daya utama (main power) maupun sebagai cadangan (Backup Power) ke perangkat-perangkat aktif operator telekomunikasi.

Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan dan peningkatan efisiensi mendorong EBITDA Mitratel pada Semester I-2023 mencapai Rp 3,35 triliun, meningkat 16,1 persen secara yoy. Rasio EBITDA Margin membaik menjadi 81,2 persen dibandingkan setahun sebelumnya 77,5 persen.

Mitratel pada akhir Juni 2023 membukukan kenaikan aset sebesar 1,3 persen menjadi Rp 56,79 triliun yang dikontribusi oleh akuisisi dan pembangunan menara baru secara organik. Debt to equity ratio (DER) tercatat 47,3 persen yang mencerminkan rasio utang yang sehat.

“Bisnis menara memang masih menghadapi sejumlah tantangan seperti suku bunga tinggi, inflasi dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi. Tetapi kami sudah menyiapkan sejumlah strategi dan mitigasi agar perseroan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan sehingga dapat terus memberikan nilai tambah bagi para shareholders,” tutup Teddy.

https://money.kompas.com/read/2023/07/28/140158326/mitratel-bukukan-kenaikan-laba-bersih-jadi-rp-102-triliun-per-kuartal-ii-2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke