Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anggaran Subsidi Energi Kembali Menyusut

Berdasarkan data paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, nilai alokasi anggaran subsidi energi itu turun 6,3 persen secara tahunan. Penurunan tersebut melanjutkan penurunan anggaran subsidi energi pada tahun ini.

"Kompensasi tahun 2024 dan subsidi ini terutama untuk menjaga stabilisasi harga terutama adalah harga energi dan non energi," kata Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024, di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Anggaran tersebut akan digunakan untuk subsidi tetap solar sebesar Rp 1.000 per liter, subsidi selisih harga elpiji, serta subsidi listrik bagi rumah tangga 450 VA dan 900 VA.

Bendahara negara menyadari sentimen dari dalam dan luar negeri dapat meningkatkan anggaran subsidi energi. Salah satu sentimen dalam negeri yang dimaksud ialah konsumsi masyarakat yang masih tinggi.

Sementara itu, ketidakpastian global yang berkepenjangan berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Fluktuasi nilai tukar itu tentunya akan berimbas terhadap kenaikan subsidi energi.

"Tadi kalau nilai tukar di Rp 15.000, berarti juga akan meningkatkan subsidi energi kita," ujarnya.

Berbeda dengan subsidi energi, anggaran subsidi non energi tercatat meningkat. Pada tahun depan, anggaran subsidi non energi dialokasikan sebesar Rp 114,3 triliun, meningkat 32,8 persen secara tahunan.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk subsidi pupuk, PSO, bunga kur, serta pajak ditanggung pemerintah terutama untuk panas bumi dan SBN valuta asing (valas).

https://money.kompas.com/read/2023/08/16/193800026/anggaran-subsidi-energi-kembali-menyusut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke