Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Sebut Bank Dunia Akan Tingkatkan Pagu Pinjaman untuk Negara Berkembang Jadi 100 Miliar Dollar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, salah satu topik yang dibahas dalam agenda tahunan itu ialah mengenai reformasi arsitektur keuangan global, bak dalam bentuk tata kelola maupun kapasitas keunganannya.

Adapun reformasi yang dimaksud ialah terkait kekuatan neraca keuangan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam membantu negara berkembang.

"Melalui pembiayaan murah dan konsensional untuk mengatasi tantangan pembangunan (kemiskinan) dan dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi," kata dia, dikutip dari unggahan akun Instagram-nya, Selasa (12/9/2023).

Bendahara negara menceritakan, topik tersebut menjadi pembahasan dirinya dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen.

Dari diskusi itu didapatkan, Presiden AS Joe Biden telah menyampaikan bahwa Bank Dunia akan meningkatkan kemampuan pinjaman konsensional kepada negara berkembang hingga 25 miliar dollar AS.

"Dan bahkan dapat dinaikkan menjadi 100 miliar dollar AS bila didukung negara maju lainnya," ujar Sri Mulyani.

Lebih lanjut ia menekankan, kebutuhan dan tantangan pembangunan negara berkembang sangat besar, namun akses modal sangat terbatas dan biayanya semakin mahal.

"Sementara itu ruang fiskal banyak negara berkembang menurun akibat pandemi dan perlemahan ekonomi," ucapnya.

Oleh karenanya, bantuan pendanaan dari Bank Dunia, IMF, dan bank pembangunan multirateral lainnya terus didorong pemerintah guna mengatasi permasalahan ruang fiskal di berbagai negara berkembang.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan, sistem pembiayaan global saat ini perlu direformasi untuk merespons permasalahan kesenjangan pembiayaan terkait perubahan iklim dunia.

Menurutnya, sistem pembiayaan internasional yang dikelola oleh lembaga keuangan internasional harus bisa merepresentasikan kondisi politik dan ekonomi di negara berkembang saat ini.

"Untuk mengatasi kesenjangan yang semakin besar dan untuk menangani aksi iklim, kita perlu mereformasi arsitektur keuangan global," kata Antonio, dalam konferensi pers KTT ASEAN, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Antonio mendorong adanya mekanisme pembiayaan global yang dapat mendukung penangguhan pembayara, tenor pinjaman yang lebih panjang, dan suku bunga lebih rendah bagi negara berkembang yang menghadapi isu likuiditas.

https://money.kompas.com/read/2023/09/12/050900926/sri-mulyani-sebut-bank-dunia-akan-tingkatkan-pagu-pinjaman-untuk-negara

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke