Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan LRT Palembang

Meskipun sama-sama kereta api ringan, LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan LRT Palembang memiliki berbagai perbedaan.

Sebelum membahas perbedaan masing-masing moda transportasi itu, baiknya ketahui dahulu apa itu LRT.

LRT merupakan salah satu jenis kereta api yang kerap digunakan sebagai moda transportasi umum di perkotaan seperti MRT dan KRL.

Mengutip laman indonesiabaik.id, LRT memiliki keunggulan dibanding MRT dan KRL meskipun dari sisi kapasitas LRT menjadi yang terkecil di antara MRT dan KRL.

Keunggulan LRT terletak pada kemampuannya mengangkut sejumlah penumpang, yang dihitung berdasarkan frekuensi perjalanannya dalam sehari. Frekuensi perjalanan tersebut tergantung pada jarak antar rangkaian kereta (headway).

Dari sisi sumber daya listrik, LLRT akan mengambil listrik dari bawah atau Listrik Aliran Bawah. Oleh karenanya, LRT memiliki rel ketiga yang berisi aliran listrik atau disebut third rail.

Saat ini Indonesia memiliki tiga LRT, yaitu LRT Jabodebek, LRT Jakarta dan LRT Palembang. Ketiganya memiliki perbedaan dari segi rute, jalur, kontraktor, maupun struktur bangunannya.

Perbedaan LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan LRT Palembang

Berikut beberapa perbedaan LRT Jabodebek, LRT Jakarta dan LRT Palembang yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber:

1. Tujuan Pembangunan

LRT Jabodebek

Pembangunan LRT Jabodebek bertujuan untuk mengurangi kemacetan di sekitar Jabodebek.

Pasalnya, kehadiran LRT Jabodebek melengkapi deretan moda transportasi massal yang dibangun oleh pemerintah di DKI Jakarta dan sekitarnya setelah MRT, KRL, TransJakarta, hingga kereta bandara.

Oelh karenanya, dengan hadirnya LRT Jabodebek, masyarakat bisa beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal sehingga bisa mengurangi kemacetan di ibu kota dan sekitarnya.

LRT Jakarta

Mengutip lrtjabodebek.adhi.co.id, berbeda dengan LRT Jabodebek, LRT Jakarta mulanya dibangun oleh PT Wijaya Karya (Persero) untuk menunjang kegiatan Asian Games 2018.

LRT Palembang

Tidak jauh berbeda dengan LRT Jakarta, LRT Palembang yang terletak di Sumatera Selatan pun juga dibangun untuk Asian Games 2018.

2. Rute

LRT Jabodebek

Saat ini LRT Jabodebek melayani naik dan turun penumpang di 18 stasiun dengan panjang lintasan 41,2 kilometer.

Rute LRT Jabodebek terbagi dua, yaitu Cibubur Line dari Stasiun Harjamukti-Dukuh Atas dan Bekasi Line dari Stasiun Jati Mulya-Dukuh Atas.

Untuk rute Cibubur Line memiliki panjang sekitar 24,3 kilometer dan terdiri dari 12 stasiun. Adapun waktu tempuhnya sekitar 33 menit.

Sementara rute Bekasi Line memiliki panjang 27,3 kilometer dan terdiri dari 14 stasiun. Adapun waktu tempuhnya sekitar 35 menit.

Untuk diketahui, proyek LRT Jabodebek saat ini telah beroperasi merupakan pembangunan tahap 1 yang terdiri dari 3 lintas pelayanan sepanjang 44,43 kilometer.

Ketiga lintas pelayanan itu yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur yang terdiri dari 18 stasiun.

Sementara berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015, pembangunan LRT Jabodebek akan memiliki 6 lintas pelayanan.

Dengan demikian, pembangunan masih menyisakan tiga lintas pelayanan lagi yaitu Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol.

LRT Jakarta

Lantaran LRT Jakarta dibangun untuk menunjang kegiatan Asian Games, maka pembangunan tahap awal baru dari Kelapa Gading sampai Velodrome. Namun rencananya pembangunan akan diteruskan dari Rawamangun hingga Manggarai.

Rute LRT Jakarta tahap 1 saat ini adalah sepanjang 5,8 Km membentang dari Stasiun Pegangsaan Dua, Kelapa Gading hingga Stasiun Velodrome, Rawamangun.

Rencana selanjutnya untuk perpanjangan rute LRT Jakarta fase 2 dibagi menjadi fase 2a Rute Kelapa Gading hingga Jakarta International Stadium (JIS), Sunter sepanjang 7,5 km dan fase 2b Velodrome-Manggarai sepanjang 5,9 km.

LRT Palembang

LRT Palembang yang dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) ini memiliki panjang lintasan 23,4 kilometer dan 12 stasiun.

Lintas pelayanan LRT Palembang dimulai dari Stasiun Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City.

3. Daya Tampung

Mengutip infografis dari lrtjabodebek.adhi.co.id, LRT Jabodebek dalam kondisi normal dapat mengangkut sekitar 118 penumpang per kereta, sedangkan pada saat kondisi ramai dapat mengangkut hingga 208 penumpang per kereta.

Sementara daya tampung LRT Jakarta dapat mengangkut sekitar 135 penumpang per kereta.

Sedangkan LRT Palembang, saat kondisi normal dapat mengangkut 110 penumpang per kereta dan saat kondisi ramai dapat mengangkut 178 penumpang per kereta.

4. Teknologi Kereta

LRT Jabodebek

LRT Jabodebek akan dijalankan tanpa masinis karena menggunakan teknologi Grade of Automtion (GoA) level 3 untuk sistem operasinya.

Mengutip laman Instagram LRT Jabodebek, GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis.

Keunggulan dari GoA 3 ialah seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human eror, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan dapat memaksimalkan frekuensi perjalanan.

Meski dioperasikan tanpa masinis, masih ada train attendant atau petugas operasional di dalam kereta untuk melayani penumpang dan berjaga-jaga mengambil alih fungsi operasi yang ada di kabin jika ada kondisi darurat.

Adapun kereta LRT Jabodebek merupakan kereta produksi dalam negeri yang dibuat oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.

LRT Jakarta

Berbeda dengan LRT Jabodebek, LRT Jakarta dibuat oleh perusahaan asal Korea Selatan, yakni Hyundai Rotem.

Mengutip laman lrtjakarta.co.id, LRT Jakarta diklaim memiliki kelebihan yakni menggunakan sistem articulated bogie. Teknologi ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia pada proyek LRT Jakarta.

Teknologi tersebut memungkinkan kereta dapat melaju dengan aman dan luwes mengikuti kontur jalur trek pada tikungan tajam.

LRT Palembang

Sama dengan LRT Jabodebek, kereta LRT Palembang juga diproduksi oleh PT INKA. Namun bedanya, teknologi yang digunakan LRT Palembang tidak otomatis seperti LRT Jabodebek karena masih dioperasikan secara manual oleh masinis.

LRT Jabodebek

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2023 ditetapkan besaran tarif LRT Jabodebek yakni Rp 5.000 untuk 1 kilometer pertama, dan selanjutnya dikenakan Rp 700 untuk setiap kilometer selanjutnya.

Dengan adanya formulasi dan subsidi yang diberikan pemerintah, berikut adalah rincian harga tiket LRT Jabodebek berdasarkan rute:

Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Cawang sekitar 10 kilometer tarif Rp 11.300
Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Harjamukti sekitar 25 kilometer tarif Rp 21.800
Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya sekitar 28 kilometer tarif Rp 23.900
Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Halim sekitar 13 kilometer tarif Rp 13.400
Stasiun Harjamukti-Stasiun Jatimulya sekitar 33 kilometer tarif Rp 27.400
Stasiun Harjamukti-Stasiun Cawang sekitar 15 kilometer tarif Rp 14.800
Stasiun Harjamukti-Stasiun Halim sekitar 19 kilometer tarif Rp 17.600
Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sekitar 18 kilometer tarif Rp 16.900
Stasiun Jatimulya-Stasiun Halim sekitar 15 kilometer tarif Rp 14.800
Stasiun Cawang-Stasiun Halim sekitar 4 kilometer tarif Rp 7.100

LRT Jakarta

Mengutip laman resmi LRT Jakarta, tarif tiket LRT Jakarta sudah ditetapkan sejak per tanggal 1 Desember 2019 sebesar Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan berlaku sama untuk jarak jauh maupun dekat semua stasiun.

LRT Palembang

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, harga tiket LRT Sumsel dibanderol Rp 5.000 untuk dari dan menuju stasiun non-stasiun bandara, sedangkan dari dan menuju stasiun bandara dibanderol Rp 10.000.

https://money.kompas.com/read/2023/09/19/121200626/perbedaan-lrt-jabodebek-lrt-jakarta-dan-lrt-palembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke