Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gandeng Seniman Kain Tenun Ikat Alor, LPEI Berikan Pendampingan untuk Klaster Desa Devisa Tenun

KOMPAS.com – Lembaga Pembiayaan Ekspor (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberdayakan Mama Sariat Tole, seniman kain tenun ikat Alor sebagai mentor untuk mendampingi para penenun di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pendampingan yang diberikan itu khususnya dalam penggunaan pewarna dan benang alami agar kualitas kain tenun yang dihasilkan menjadi lebih baik dan halus.

"Dengan kualitas dan pewarna alami yang luar biasa, serta semangatnya dalam membagikan pengetahuannya, Mama Sariat adalah harta berharga bagi dunia seni tenun ikat Alor dan NTT," kata Eksekutif Divisi Jasa Konsultasi LPEI Anggi Kurniawan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Mengusung semangat kolaborasi #KemenkeuSatu, LPEI, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT memberikan pendampingan dan pelatihan kepada klaster Desa Devisa Tenun.

Klaster desa tersebut terdiri dari 495 orang penenun yang mayoritasnya adalah perempuan di 22 desa di NTT.

Dalam kolaborasi tersebut, LPEI bersama stakeholder terkait berperan sebagai inkubator dan akselerator ekspor untuk klaster tenun NTT.

"Kolaborasi ini menciptakan sinergi antara pelestari budaya dan upaya memajukan ekonomi NTT," ucap Anggi.

Ia mengungkapkan, LPEI membantu para penenun NTT untuk memperluas akses pasar ekspor produk tenun dan mempromosikan budaya Indonesia ke mancanegara.

Tak hanya itu, kata Anggi, LPEI juga memberikan pelatihan pengembangan produk, penguatan manajemen usaha, pendampingan peningkatan kapasitas produksi, dan memperluas akses pasar.

Alasan memilih Mama Sariat Tole

Untuk diketahui, Mama Sariat tinggal di kampung kecil bernama Kampung Hula yang terletak di pedalaman Pulau Alor, NTT. Daerah ini memiliki seni kain tenun ikat yang kaya akan tradisi dan keunikan budaya.

Mama Sariat adalah salah satu wanita yang telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk melestarikan dan memajukan seni tenun ikat khas Pulau Alor.

Dengan kemahiran dan tangan berbakatnya, Mama Sariat tidak pernah berhenti berusaha untuk melestarikan dan memajukan warisan seni tenun ikat khas Pulau Alor.

Dalam karya seninya, ia menghadirkan kain tenun ikat dengan benang kapas, pewarna alami, dan motif yang sangat khas.

Kain tenun ikat Mama Sariat begitu istimewa, karena ia menciptakan sendiri benang kapas dan pewarna alami yang tersedia dari kekayaan alam tempat kelahirannya.

Ketika Mama Sariat berusia lima tahun, sang ibu, yakni Mama Peni, mulai mengajarkan seni tenun kepadanya.

Sejak saat itu, Mama Sariat terus mengembangkan keahlian dan menghasilkan inovasi dalam menjaga kualitas tenun ikat Alor.

Salah satu inovasi itu adalah penggunaan benang kapas berkualitas tinggi yang berasal dari pohon kapas yang ia tanam sendiri di kebun belakang rumahnya. Kapas kemudian dipintal menjadi benang dengan peralatan tradisional.

Untuk memastikan kain tenun ikat Alor memiliki warna khas, tahan lama dan berkualitas, Mama Sariat tidak menggunakan bahan pewarna kimia.

Sebaliknya, ia dengan telaten mengolah pewarna alami dari bahan-bahan yang ditemukan di alam sekitarnya, seperti tinta cumi, rumput laut, getah jambu mete, daun kelor, nila, pinang, kunyit, akar mengkudu, dan banyak lagi.

Proses pewarnaan benang tersebut memakan waktu berminggu-minggu, dengan kesabaran dan ketekunan yang luar biasa. Ketelatenan Mama Sariat dengan pewarna alami ini membuahkan hasil yang luar biasa.

Pada 2013, Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatat Mama Sariat sebagai pembuat warna alami terbanyak untuk kain tenun karena telah menciptakan lebih dari 200 pewarna alami untuk tenun ikat Alor.

"Benang kapas yang saya tanam sendiri menghasilkan benang pintalan yang kuat dan tebal, jauh lebih disukai oleh konsumen luar negeri, terutama di Jepang yang mencari kain dengan warna alami dan daya tahan yang baik,” kata Mama Sariat yang juga merupakan Ketua Kelompok Tenun Gunung Mako.

Kualitas benang dan warna benang yang sempurna, lanjutnya, akan memudahkan penenun menghasilkan kain tenun berkualitas sesuai motif yang diinginkan.

Prestasi Mama Sariat yang mengesankan tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ia telah diundang untuk memamerkan karyanya di 13 negara, termasuk Jepang dan Belanda.

Mama Sariat telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya tenun ikat Alor. Saat ini, ia telah menjalani peran baru tidak hanya menenun, tetapi juga berbagi pengetahuannya kepada penenun lain, termasuk generasi muda.

Mama Sariat adalah contoh nyata dari seorang pelestari budaya yang berdedikasi dan seorang seniman yang membawa kehidupan ke dalam karya seni tangan yang luar biasa.

https://money.kompas.com/read/2023/10/31/213747026/gandeng-seniman-kain-tenun-ikat-alor-lpei-berikan-pendampingan-untuk-klaster

Terkini Lainnya

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke