Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka menguat ke level Rp 15.874 per dollar AS, dari posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.935 per dollar AS.
Penguatan tersebut terus berlanjut pada awal perdagangan, di mana pada pukul 10.36 WIB mata uang Garuda menguat 0,43 persen ke level Rp 15.868 per dollar AS.
Apresiasi terhadap dollar AS juga dialami oleh sejumlah mata uang Asia lain. Terpantau pada pagi ini yen Jepang menguat 0,50 persen, dollar Singapura naik 0,20 persen, dollar Taiwan terapresiasi 0,35 persen, won Korea Selatan melesat 1,15 persen persen, ringgit Malaysia menguat 0,45 persen, serta baht Thailand naik 0,50 persen.
Pergerakan rupiah dan mata uang Asia lain yang menguat selaras dengan indeks dollar AS yang melemah. Mengacu data Investing, greenbcak pagi hari ini berada pada kisaran 106,20.
Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, setelah The Fed mengumumkan untuk menahan suku bunga acuannya, indeks dollar AS langsung terdepresiasi. Pasalnya, keputusan The Fed dinilai investor sebagai sikap bank sentral yang sudah tidak lagi terlalu agresif.
"Sikap bank sentral AS yang tidak terlalu hawkish terhadap kebijakan suku bunga tinggi di masa yang akan datang mendorong pelemahan dollar AS," kata dia kepada Kompas.com, Kamis.
Selain indeks dollar AS, pengumuman The Fed juga berimbas terhadap imbal hasil atau yield obligasi pemeirntah AS. Ariston menyebutukan, yield obilgasi tenor 10 tahun saat ini turun ke kisaran 4,7 persen dari sebelumnya 4,9 persen.
Koreksi imbal hasil itu tidak terlepas dari kembali masuknya aliran modal asing dari pasar negara maju ke negara berkembang. Hal ini ditunjukan dari penguatan bursa saham Asia pada pagi hari ini.
"Hasil the Fed ini untuk sementara dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk kembali ke aset berisiko," ujarnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menyebutkan, sebenarnya Chairman Thef Fed Jerome Powell masih mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga ke depan. Akan tetapi, The Fed juga mengisyaratkan bahwa dukungan terhadap kenaikan suku bunga di kalangan komite berkurang.
"Pasar memandang bahwa nada The Fed selama FOMC cenderung kurang hawkish dari perkiraan, dan mendorong dollar AS melemah, serta mendukung penurunan yield US treasury," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2023/11/02/101200026/the-fed-tahan-suku-bunga-rupiah-menguat-jauhi-level-16000