Ketua Umum Gapki Edi Martono mengakui, kinerja industri CPO pada 2023 ini tidak secerah tahun lalu. Hal ini ditunjukan dengan harga CPO tahun ini yang jauh lebih rendah dari 2022.
"Meskipun kami memperkirakan harga (CPO) akan bullish pada 2024 karena beberapa faktor, salah satunya El Nino yang kita alami tahun ini akan mempengaruhi produksi tahun depan," ujar dia, dalam gelaran 19th IPOC, di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).
Padahal, industri CPO tengah dihadapi isu stagnansi produksi. Edi menyebutkan, penyebabnya adalah lambatnya peremajaan lahan sawit oleh petani kecil.
Sebagai informasi, data terakhir Gapki menunjukan, produksi CPO sampai dengan Agustus 2023 sebanyak 36,3 juta ton.
"El Nino tahun ini diperkirakan juga akan mempengaruhi produksi ke depan," katanya.
Selain dari sisi pasokan, stok CPO nasional juga dihadapi permasalahan dari sisi permintaan. Edi menyebutkan, saat ini permintaan terhadap CPO semakin tinggi, seiring dengan implementasi kebijakan biodiesel 30 atau B30 dan meningkatnya konsumsi rumah tangga.
"Tidak diragukan lagi stok CPO Indonesia akan rendah," ujarnya.
Dengan melihat ancaman tersebut, Edi berharap pemerintah dapat menyiapkan dan mengimplementasikan kebijakan yang dapat mendukung produksi CPO berkelanjutan. Selain itu, pemerintah diminta untuk tidak membuat kebijakan yang justru kontraproduktif terhadap industri CPO.
"Dan juga memperjuangkan perdagangan bebas dan adil, sebab berbagai jenis pembatasan dagang dapat semakin menekan kinerja industri," ucap Edi.
https://money.kompas.com/read/2023/11/02/112601126/pengusaha-sawit-optimistis-harga-cpo-bakal-naik-tahun-depan