Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kata Prabowo, Gaji Hakim Harus Tinggi biar Tak Bisa Disogok

KOMPAS.com - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyebut gaji yang tinggi sangat berkorelasi dengan tingkat kejujuran. Ini bisa menjadi solusi mengatasi tingginya praktik korupsi di Indonesia.

Dengan penghasilan yang mencukupi, menurut keyakinan Prabowo, ASN dan pejabat di negeri ini enggan melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Salah satu profesi yang menurutnya harus dibayar dengan gaji tinggi adalah hakim. Profesi dengan sebutan wakil tuhan ini adalah bagian dari garda terdepan dalam penegakan hukum di Indonesia.

"Saya selalu ingin melihat masalah dari hulu, dari penyebab masalah. Jadi kalau kita bicara tentang hukum, yang paling menentukan kualitas hukum siapa? Kan hakim," kata Prabowo dalam Dialog Publik PP Muhammadiyah dikutip dari siaran YouTube Universitas Muhammadiyah Surabaya, Selasa (28/11/2023).

Dia mengungkapkan, hakim harus dijamin hidupnya sejahtera. Sehingga mereka akan menjalankan tugasnya dengan kejujuran dan pantang menerima sogok alias suap.

"Apakah itu hakim MA, hakim MK, hakim Pengadilan Negeri, kunci masalahnya adalah bahwa hakim-hakim kita harus kita jamin hidupnya supaya tidak bisa disogok, saya bicara apa adanya," beber Prabowo.

"Kan masalahnya itu (gaji hakim), jadi kuncinya kembali yang dicanangkan Pak Jokowi. Kita harus meningkatkan penerimaan (negara), mengelola dan menjaga kekayaan (sumber daya alam) kita supaya anggara kita cukup, kita perbaiki semua gaji-gaji para hakim," kata dia lagi.

Bahkan, lanjut Prabowo, bila dirinya terpilih dalam Pilpres 2024, maka ia bersama Gibran Rakabuming akan melipat gandakan gaji hakim di Indonesia menjadi ASN dengan penghasilan terbesar.

"Kalau perlu hakim-hakim kita gajinya paling tinggi di republik ini," tegas mantan Danjen Kopassus ini.

Prabowo mengatakan, rencananya menaikkan gaji para hakim bukan asal bicara. Menaikkan bayaran hakim sudah diterapkan di banyak negara.

"Ini bukan saya ngarang, saya belajar dari negara lain, di Inggris Ketua MA gajinya lebih besar dari Perdana Menteri," papar Prabowo.

"Rumah dinasnya (hakim) lebih besar dari Istana, Ketua MA (di Inggris) diangkat seumur hidup, tak bisa diganti. di AS anggota MA hanya 9 orang, 9 diangkat semumur hidup, gajinya sangat besar," beber dia lagi.

Singgung hilirisasi

Masih dalam kesempatan yang sama, Prabowo menuturkan, menaikkan gaji para ASN di Indonesia bisa dilakukan tanpa memberatkan keuangan negara. Salah satu solusinya, yakni menaikkan penerimaan negara dari hilirisasi tambang.

Mantan Pangkostrad itu juga menyinggung soal program hilirisasi Presiden Joko Widodo. Di mana, ia berkali-kali menegaskan akan melanjutkan program tersebut.

Prabowo bilang, selama puluhan tahun silam, Indonesia mengalami kerugian besar karena menjual komoditas tambang dalam bentuk mentah alias belum diolah.

"Kita sekarang tidak mengizinkan sumber-sumber alam kita, kekayaan kita dijual murah pada bangsa lain. Kita tidak mau," ucap dia.

Menurut dia, hilirisasi adalah hal yang tak bisa dikompromikan meskipun mendapatkan ketidaksukaan dari negara-negara lain.

Hilirisasi harus dilanjutkan demi kemajuan negara. Selain akan meningkatkan nilai tambah, hilirisasi tentunya akan menciptakan banyak lapangan kerja baru.

"Kita mau pabrik-pabrik itu dibuat di Indonesia. Karena rakyat kita butuh pekerjaan, karena anak-anak muda kita ingin masa depan yang baik," ungkap Prabowo.

Hilirisasi, lanjut dia, memang kerap tidak disukai negara-negara maju. Sebab, selama ini negara-negara kaya justru yang menikmati nilai tambang dari mineral yang ditambang dari Indonesia.

"Kita mau rakyat kita terima penghasilan yang cukup. Saya bicara dengan Duta Besar Jepang, dia tanya pada saya dalam suatu forum, Indonesia negara yang menghargai perdagangan bebas, tapi ternyata Indonesia menghalangi ekspor bahan-bahan tertentu. Saya mengerti maksud dia," cerita Prabowo.

https://money.kompas.com/read/2023/11/28/120600126/kata-prabowo-gaji-hakim-harus-tinggi-biar-tak-bisa-disogok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke