Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjaga Produksi Beras dengan Pengendalian Hama Padi Saat Musim Hujan

JAKARTA, KOMPAS.com - Syngenta, sebuah perusahaan teknologi pertanian, merilis teknologi baru insektisida untuk membantu petani mengendalikan hama penggerek batang padi kuning. Hal ini untuk antisipasi gagal panen petani padi, memasuki musim penghujan.

Insektisida baru Syngenta yakni INCIPIO® 200SC dengan teknologi Plinazolin®. Peresmiannya dilakukan pada 22 – 23 November di Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman Syngenta yang berada di Cikampek, Jawa Barat.

Frendy Tarigan, Brand Manager Insektisida Syngenta Indonesia mengatakan, nsektisida INCIPIO® 200SC ini dikembangkan untuk memenuhi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim dan resistensi hama secara efisien, yang menyebabkan hilangnya panen padi dalam jumlah besar setiap tahunnya.

"Dengan menggunakan INCIPIO® 200SC, petani akan merasa tenang tanpa beban dari serangan penggerek batang padi kuning,” jelas Frendy melalui keterangan pers, Selasa (28/11/2023).

Ia menyebutkan, perubahan iklim yang terjadi telah mengakibatkan petani sulit memprediksi datangnya musim hujan dan kemarau sehingga mengganggu musim tanam yang akan berakibat pada produksi pangan nasional.

Sementara menurut laporan United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta metrik ton pada musim 2022/2023.

Produksi ini diharapkan terus meningkat sehingga dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ekspor, di tengah terjadinya perubahan iklim.

Kazim Hasnain, Presiden Direktur Syngenta Indonesia menambahkan, telah dirancang khusus untuk melindungi tanaman padi dari hama penggerek batang padi kuning agar produktivitas tetap terjamin sehingga Indonesia dapat menjadi eksportir beras di masa mendatang.

Dalam sambutannya di acara rilis insektisida baru Syngenta, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Asep Hazar berharap hadirnya teknologi baru ini dapat membantu petani dalam melakukan pengendalian hama penyakit tanaman.

Menurut dia, selama ini Pemerintah melalui Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) berusaha membantu dan membimbing petani untuk mengendalikan OPT. "Dengan berkolaborasi bersama pihak swasta, kami percaya upaya pengendalian OPT ini akan lebih maksimal," katanya.

Sementara Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementan Dadang mendorong petani untuk maju dan inovatif dalam hal ilmu pertanian dan teknologi pertanian terbaru. "Petani maju inovatif inilah yang diharapkan dapat membantu mendorong pengaplikasian teknologi baru termasuk INCIPIO® 200SC untuk mendorong peningkatan produksi tanaman," katanya.

https://money.kompas.com/read/2023/11/28/151723626/menjaga-produksi-beras-dengan-pengendalian-hama-padi-saat-musim-hujan

Terkini Lainnya

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke