JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Investor Relations PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rizky mengatakan, setiap tahunnya BSI selalu mengalokasikan 24 persen dari laba bersih untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Namun demikian, pembagian dividen BSI bergantung pada kebutuhan modal perusahaan, dan melihat pertumbuhan kinerja.
“Terkait dividen policy, kami 25 persen (dari laba) per tahunnya,” kata Rizky dalam Public Expose Live, Rabu (29/11/2023).
Rizky mengatakan, secara historikal, tahun ini BSI sudah membayar dividen sekitar 10 persen dari laba tahun buku 2022, dan di tahun sebelumnya 25 persen dari laba tahun 2021.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi mengungkapkan, sesaui dengan ketentuan anggaran dasar dan peraturan yang berlaku, untuk pembayaran dividen akan dibagikan saat RUPS tahunan.
“Kami tiap tahun melaksanakan RUPS tahunan, untuk tahun 2023 akan dilaksanakan pada 2024, kami masih menuggu waktunya dan konfirmasi para pemegang saham,” ungkap Dewi.
“Untuk jumlah dividennya berapa, itu merupakan kewenangan dari hasil RUPS,” ujarnya.
Dewi menjelaskan, sampai dengan September 2023 kinerja BSI masih tumbuh solid, dengan perolehan laba bersih Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31 persen, dan merupakan pertumbuhan tertinggi di industri. Pertumbuhan laba BSI tersebut ditopang oleh pertumbuhan kinerja yang solid dan sustein dari perseroan.
“Inisiatif awal yang kami set up saat merger, mulai membuahkan hasil. Dari sisi cost of fund yang rendah, adalah kunci kami untuk berkompetisi dengan top 4 bank di Indonesia,” jelas Dewi.
“Sepanjang dua setengah tahun, kami berhasil menurunkan cost of fund kami dari 3,4 persen ke 2,05 persen per September 2023, meskipun terdapat beberapa tantangan seperti suku bunga, dan likuiditas yang kertat di industri perbankan,” tambahnya.
Adapun jumlah aset BSI tumbuh 14,2 persen atau jauh di bandingkan 7,13 persen dari industri perbankan. Pertumbuhan pembiyaaan juga meningkat 15,9 persen dari industri perbankan.
Meskipun pertumbuhan aset dan pembiayaan lebih cepat dari industri, Dewi mengatakan pihaknya masih dapat menjaga kualitaas kredit dengan rasio kredit bermasalah atau NPL gross 2,21 persen, dibandingkan dengan industri 2,4 persen.
Net interest margin BSI sebesar 5,9 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan industri 4,8 persen. Return on Equity atau RoE sebesar 16,8 persen atau lebih tinggi dari industri sebesar 14,7 persen.
“Strategi kami untuk lebih fokus pada segmen konsumer mulai terlihat hasilnya dengan pertumbuhan yang lebih cepat, pertumbuhan aset, pembiayaan konsumer, dan laba bersih. Fokus bisnis BSI ke segmen konsumer dengan komposisi 54 persen dari total pembiayaan konsumer,” terang Dewi.
https://money.kompas.com/read/2023/12/01/123011926/simak-bocoran-dividen-bsi-untuk-tahun-2024