Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak Tips Investasi Saham bagi Pemula

Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy menilai, investasi berisiko hanya cocok dilakukan oleh investor yang memiliki pengalaman.

“Memang investasi di saham-saham teknologi yang belum mencatatkan keuntungan bukan untuk semua orang. Terutama investor ritel yang belum berpengalaman, yang semata mengikuti pergerakan saham harian,” kata Robertus kepada Kompas.com, Rabu (13/12/2023).

Robertus menjelaskan, saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi dalam beberapa hari terakhir memiliki risiko yang tinggi. Bagi investor yang belum memiliki pengalaman, tentu mitigasi risiko investasi perlu dipikirkan lebih matang sebelum mulai mengoleksi saham.

“Saham yang volatilitasnya tinggi sekali dalam beberapa hari terakhir itu sangat berisiko. Jadi, tidak dianjurkan bagi investor yang belum berpengalaman,” lanjut dia.

Robertus menyarankan bagi para investor pemula atau yang ingin melakukan trading harian, ada baiknya untuk mengoleksi saham-saham yang terbukti likuid alias blue chip saja. Hal ini untuk mengurangi potensi risiko atas keputusan investasinya.

“Kita sarankan saham-saham blue chip saja yang sudah profit atau yang sudah profit dan sudah lama listing. Kita bisa berharap pada dividen,” jelasnya.

Dia mengatakan, saham-saham blue chip dengan kinerja jangka panjang yang positif, biasanya turut membagikan dividen untuk para pemegang sahamnya. Ini bisa dilihat sebagai peluang jangka panjang bagi investor.

“Karena jangka panjang ada dividen, dan kinerjanya sudah positif,” jelas dia.

Robertus menilai, investor yang sudah berpengalaman melihat bahwa saham-saham teknologi punya peluang jangka panjang yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kerugian yang ada sekarang.

“Mereka mungkin bisa mengeksplor saham kategori risiko tinggi,” tegas dia.

Robertus menyarankan agar para investor memiliki kebijaksanaan dalam memilih saham-saham mengingat ada potensi risiko yang harus ditanggung atas pilihan investasi. Di Indonesia tidak banyak pilihan saham teknologi, hal ini berbeda dengan di luar negeri. Di sisi lain, perusahaan teknologi di luar negeri juga memiliki kapitalisasi pasar dan sudah mencatatkan keuntungan.

“Beda dengan Indonesia, kita masih tertinggal dalam memiliki emiten (teknologi) berkualitas dalam hal earning bottom line-nya, dan kita harus banyak belajar dari negara lain,” jelas dia.

Robertus optimsi kedepannya saham di sektor teknologi, dan industri digital memiliki peluang pertumbuhan yang cukup robas. Secara mikro, masing-masing emiten dapat dilihat case by case-nya. Tentu untuk meraih potensi keuntungan, investor harus memilih saham yang adjusted EBITDA-nya lebih positif.

“Saham Bukalapak.com (BUKA) mungkin berpeluang menghasilkan kinerja yang positif. Kalau GOTO kita masih tunggu eksekusi kinerja adjusted EBITDA-nya yang (saat ini) masih negatif,” tegas dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/12/15/124000626/simak-tips-investasi-saham-bagi-pemula

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke