Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mau Investasi di 2024, Baiknya Pilih Saham atau Obligasi?

Namun demikian, sentimen positif akan mendominasi pasar modal tahun depan. Di antaranya, potensi penurunan suku bunga The Fed hingga adanya potensi kenaikan daya beli akibat penyelenggaraan pesta demokrasi atau pemilu.

“Di tahun depan menjadi tahun yang lebih baik dari 2023. Harapannya ketidakpstian bisa berkurang meskipun ada sisi yang tidak berubah,” kata Maximilianus kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Beberapa sentimen yang membayangi pasar modal di antaranya, tensi geopolitik, seperti hubungan Ukraina dan Rusia, serta perang Israel dan Hamas. Dia bilang, pelaku pasar mengkhawatirkan adanya keberpihakan.

“Ini menjadi perhatian khusus yang menambah ketidakpastian di pasar saat ini, karena yang dikawatirkan adalah keberpihakan,” jelasnya.

Di sisi lain, mengenai inflasi yang mulai terkendali baik di AS maupun di Eropa. Ini menunjukkan bahwa era suku bunga tinggi akan segera berakhir dan ada peluang besar mengenai penurunan pada tahun depan.

Mengenai kondisi tahun politik, Maximilianus menilai akan mendukung daya beli di masyarakat serta meningkatkan perputaran uang.

“Kondisi pemilu diperkirakan akan menambah daya beli dan perputaran uang juga akan meningkat,” tegasnya.

Dengan sentimen tersebut, instrumen invetasi apa yang cocok untuk tahun depan, apakah obligasi atau saham?

Maximilianus menjelaskan, pergerakan harga obligasi terdongkrak naik karena penurunan tingkat suku bunga. Dia juga menekankan bahwa meskipun ada sentimen positif dengan potensi penurunan suku bunga, namun kepastian belum menghilang.

“Kepastian belum menghilang, hanya berkurang. Investor masih sedikit cemas dengan tahun 2024, di sisi lain obligasi merupakan pilihan utama, lalu dilanjutkan dengan saham,” jelas dia.

Maximilianus menjelaskan, adanya pemilu dan potensi penurunan suku bunga akan mendorong harga saham mengalami kenaikan seiring dengan adanya window dressing akhir tahun ini.

“Akhir tahun ini terlihat mulai ada angin segar dari window dressing, diharapkan saham-saham akan reli,” kata dia.

Beberapa sektor yang potensial diantaranya dari sektor konsumer, telekomunikasi, hingga perbankan. Sektor-sektor konsumer seperti saham ICBP, INDF, MYOR, dan UNVR. Sektor konsumer dinilai memainkan peran yang cukup besar pada tahun poltik mengingat daya beli masyarakat akan tinggi di masa-masa pemilu.

Sementara itu, saham-saham blue chip perbankan buku IV juga dinilai memiliki potensi yang menjanjikan, mengingat nilai transaksi yang tinggi di tahun politik, sejalan dengan jumlah transaksi perbankan yang juga diperkirakan akan mengalami peningkatan.

Di sisi lain, kampanye politik juga akan mendorong peningkatan kebutuhan telekomunikasi. Beberapa saham sektor telekomuniasi yang dinilai memiliki potensi termasuk ISAT, TLKM dan EXCL.

“Berganti kepemimpinan, tentu anggaran akan difokuskan untuk terserap semua, saham infrastruktur akan berpotensi, demikan juga dengan saham properti yang mendapat angin segar dari penurunan suku bunga kredit,” jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2023/12/26/190347426/mau-investasi-di-2024-baiknya-pilih-saham-atau-obligasi

Terkini Lainnya

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke