Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Potensi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Bahkan kontribusi bank syariah terhadap aset keuangan syariah secara global telah mencapai 80 persen, sangat mendominasi atas industri keuangan syariah lainnya seperti pasar modal syariah, asuransi syariah, dan industri syariah lainnya.

Di Indonesia, aset perbankan syariah per September 2023 telah menyentuh angka Rp 831,95 triliun berdasarkan data dari OJK, atau tumbuh 10,94 persen secara tahunan.

Meskipun terjadi kenaikan dari sisi aset, tetapi dari sisi pangsa pasar perbankan syariah secara nasional turun. Semester 1 2023 telah mencapai 7,31 persen turun menjadi 7,27 persen.

Artinya pertumbuhan perbankan syariah dibandingkan perbankan konvensional tergolong rendah.

Pertumbuhan aset perbankan syariah ditopang oleh tumbuhnya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah yang mencapai Rp 564,37 triliun, meningkat 14,66 persen dibandingkan tahun lalu.

Dari sisi dana pihak ketiga, perbankan syariah juga mampu mencatatkan kinerjanya dengan baik dengan tumbuh sekitar 9,26 persen secara tahunan dengan nilai Rp 637,63 triliun.

Jika Indonesia ingin membesarkan pangsa pasar perbankan syariah, maka harus mengambil jalur konversi. Ketika hanya mengandalkan jalur normal, maka akan sangat sulit sekali pangsa pasar perbankan syariah menyaingi perbankan konvensional karena industri perbankan konvensional terlalu sangat besar untuk disaingi.

Di sisi lain, besarnya aset perbankan syariah sangat disayangkan mayoritas hanya disumbang oleh satu bank syariah besar, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan kontribusi 38,45 persen dari total aset perbankan syariah di Indonesia.

Per September 2023, aset BSI telah mencapai Rp 319,85 triliun atau tumbuh 14,23 persen secara tahunan.

Tahun 2024 ini, harapannya minimal ada tiga bank syariah besar baru yang mampu bersaing dengan BSI dengan aset menyentuh tiga digit.

Hal ini tentunya akan sulit terjadi jika tidak ada dukungan penuh pemerintah agar menghasilkan pasar syariah yang lebih efisien, kompetitif dan mampu bersaing di level nasional maupun global.

Dengan dukungan pemerintah akan berdampak pada sisi competitiveness bank syariah dengan bank konvensional besar dan mampu meningkatkan pangsa pasar secara signifikan.

Potensi merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Saat ini, BTN syariah adalah UUS terbesar kedua setelah UUS Bank CIMB Niaga Syariah atau bank syariah terbesar nomor empat secara nasional dengan total aset per September 2023 mencapai Rp 48,41 triliun, naik 17,26 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini ditopang pembiayaan yang naik 17,94 persen dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp 30,35 triliun.

Sebanyak 97,43 persen dari total pembiayaan BTN syariah disumbang pembiayaan perumahan sesuai dengan risk appetite induknya seperti Bank BTN.

Hal ini justru dinilai sangat positif karena belum ada bank syariah yang spesialis di pembiayaan perumahan, khususnya di sektor perumahan subsidi.

Spesialis ini justru nanti akan memberikan dampak positif ketika BTN syariah UUS merger dengan Bank Muamalat Indonesia yang fokusnya di pembiayaan retail.

Sedangkan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akan demerger dengan BTN Syariah per September 2023 memiliki aset yang juga jumbo sebagai bank syariah terbesar kedua setelah BSI.

Saat ini, BMI mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,7 persen (yoy) sebesar Rp 66,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 59,8 triliun.

Dengan pertumbuhan aset yang besar, BMI mampu menjadi bank syariah terbesar kedua di atas CIMB Niaga Syariah yang sebelumnya sempat mendapatkan label bank syariah terbesar kedua.

Pertumbuban aset BMI ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4 persen dibanding tahun lalu menjadi sebesar Rp 21,7 triliun.

Jika dua kekuatan besar ini digabung, maka hal ini akan menambah kekuatan baru di industri perbankan syariah selain BSI dan tentunya akan mengubah percaturan perbankan secara nasional.

Tentunya ini akan membawa dampak positif bagi industri perbankan syariah dari sisi pemain besar.

Total aset BTN Syariah dan BMI jika digabungkan akan menjadi menyentuh angkat Rp 115 triliun, menjadi bank syariah yang akan fokus pada pembiayaan perumahan dan bisnis retail.

Sedangkan total jumlah Bank Umum Syariah (BUS) yang akan beroperasi akan tetap pada angka 13 BUS, atau naik menjadi 14 BUS pada saat Bank Sinar Mas Syariah telah spin off dari induknya.

Regulasi spin off, potensi M&A dan konversi

Permasalahan spin off yang sebelumnya masih menjadi perdebatan hangat di kalangan industri perbankan syariah terutama ketika keluarnya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) yang baru hingga akhirnya saat ini telah menemukan titik temu setelah keluarnya POJK 12 tahun 2023 tentang unit usaha syariah (UUS) dengan menerbitkan aturan spin off UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

Hal ini telah ditekankan oleh OJK pada pasal 59 POJK UUS, terkait aturan spin off dengan dua kriteria. Pertama, jika nilai asset UUS sudah mencapat 50 persen terhadap total nilai aset induknya, kedua dan/atau memiliki aset paling sedikit Rp 50 triliun.

Jika UUS telah memenui salah satu kriteria di atas, maka artinya mereka sudah matang untuk pisah dari induknya yang konvensional.

Artinya, ada dua bank syariah yang akan terdampak pada penerbitan POJK 12 tahun 2023 ini, yakni Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN Syariah. Keduanya merupakan UUS bank besar secara nasional.

Maka, untuk bank BTN Syariah, saat ini telah digembor-gemborkan oleh stakeholder keuangan syariah terutama dari kementrian BUMN yang mendengungkan potensi merger and acqusition (M&A) dan akuisisi BTN Syariah.

Dengan mergernya dua bank syariah dengan aset jumbo ini, minimal ada lima potensi yang akan terjadi.

Pertama, kita akan memiliki bank syariah dengan aset di atas Rp 100 triliun yang nantinya mampu bersaing dengan bank konvensional.

Kedua, Bank BTN BMI bisa menjadi partner BSI dalam menyalurkan pembiayaan syariah untuk proyek-proyek besar yang membutuhkan nilai triliunan rupiah.

Ketiga, hal ini tentunya akan menciptakan pasar perbankan syariah lebih sehat karena pemain besar bukan hanya satu, tapi dua, tiga dan seterusnya.

Keempat, BPKH bisa mendapatkan keuntungan dari investasi dana haji senilai Rp 1 triliun yang selama ini mungkin bisa dikatakan belum bisa memberikan keuntungan signifikan kepada pemegang saham pengendali.

Kelima, pemegang saham pengendali yang baru memiliki kekutan modal dalam mengembangkan bank syariah sehingga mampu melakukan expansi dan aksi korporasi secara besar-besaran.

Namun, jika aksi korporasi ini gagal, BTN sebaiknya mengakuisisi bank konvensional sehingga mampu mengangkat market share perbankan syariah.

Jika mengandalkan pertumbuhan market share secara organik, maka akan sulit sekali bersaing dengan perbankan konvensional.

Maka, selain spin off ini, harus ada aksi korporasi yang tidak biasa sebagaimana para kepala daerah yang serius melaksanakan muamalah syariah secara kaffah dengan mengonversi bank daerah mereka menjadi bank syariah baru.

Setiap ada konversi bank daerah menjadi syariah, kenaikan pangsa pasar syariah mengalami pertumbuhan signifikan, dari 5 persen, menjadi 6 persen, dan sekarang di level 7 persen.

Harapannya kedepan, tentunya masyarakat menunggu komitmen tiga calon presiden dan wakil presiden dalam mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah dilihat dan visi misi setiap kandidat.

Apakah mereka memiliki pandangan yang jauh terkait pengembangan perbankan syariah khususnya mengonversi bank BUMN besar menjadi bank syariah seperti BRI, misalnya, sehingga mampu bersaing dengan bank syariah global syariah seperti Saudi National Bank, Bank Al Rajhi, Maybank dan Dubai Islamic Bank.

Nama baru pasca-merger and acquisition

Brand atau nama bank adalah salah satu unsur penting dalam kesuksesan bank syariah. Merek juga akan membantu bank agar mudah dikenal dan tentunya tujuannya meningkatkan awareness terhadap produk yang akan dijual dan diluncurkan.

Ia juga bisa menggambarkan image bisnis bank syariah ini. Maka, penulis ingin mengusulkan nama yang sesuai agar nilai-nilai syariah tetap melekat pasca-M&A BTN Syariah dan BMI.

Sebenarnya ada beberapa masukan nama dari para stakeholder perbankan syariah yang tujuannya agar perjuangan para pendahulu tidak lekang oleh waktu dan nama pioneer bank syariah pertama murni syariah tetap terpampang di daftar nama-nama perbankan syariah di Indonesia.

Paling masuk akal adalah menggabungkan dua nama bank besar ini menjadi satu nama layaknya beberapa pengalaman merger bank nasional seperti merger bank CIMB dan Niaga menjadi CIMB Niaga, merger dan akuisisi Bank Panin Syariah dan Dubai Islamic Bank menjadi Panin Dubai Syariah, atau merger dan akuisisi Maybank dan BII menjadi Bank BII Maybank, meskipun saat ini hanya menyisakan Bank Maybank.

Nama yang paling tepat untuk kedua bank hasil merger ini adalah Bank BTN Muamalat atau Bank BTN Muamalat Indonesia.

Dua nama besar bank ini tetap melekat pada bank baru nanti sehingga nasabah lama juga tidak bingung atau bertanya-tanya, bank apa ini.

Opsi kedua adalah memiliki nama baru, meskipun ini tidak semua setuju. Namun opsi ini juga akan membawa nama baru dan semangat baru bagi institusi baru pascamerger sebagaimana merger BSM, BNIS dan BRIS membawa nama baru, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI).

Hingga saat ini, masyarakat Indonesia telah terbiasa dengan kata BSI untuk bank syariah. Merek ini dinilai sukses karena sangat mudah diingat oleh stakeholder perbankan syariah.

Sehingga, menurut penulis, nama yang paling layak untuk bank syariah baru pascamerger adalah BSN. Kata BSN bisa disingkat dari kata Bank Syariah Negara, Bank Syariah Nasional atau Bank Syariah Nusantara.

Jadi di level nasional, stakeholder perbankan syariah akan lebih mudah mengingat bank syariah pemerintah, pertama BSI dan kedua BSN.

Hal ini untuk memudahkan masyarakat untuk mengingat jika membutuhkan layanan bank syariah, BSI atau BSN.

Imbas positifnya adalah, ketika salah satu layanan bank syariah besar down, masih ada layanan bank syariah besar lain yang bisa menjadi alternatif nasabah syariah.

Jangan sampai terjadi lagi seperti yang dialami BSI sebelumnya, ketika layanan down total, masyarakat kebingungan bagaimana melakukan transaksi harian karena hampir semua dana mereka simpan di satu bank syariah besar dan tidak memiliki opsi lain selain BSI.

Jika merger BTN Syariah dan BMI terjadi, maka menjadi nilai positif dan baik untuk umat dan industri perbankan syariah secara umumnya.

https://money.kompas.com/read/2024/01/04/082328426/potensi-merger-btn-syariah-dan-bank-muamalat-indonesia

Terkini Lainnya

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke