Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Beras Mahal, Bulog: HET Tak Perlu Diubah

Walau demikian menurut dia, apabila pemerintah merevisi HET beras, tidak akan membuat harga beras saat ini bisa turun. Sebab, yang menjadi faktor utama mengapa harga beras masih tinggi terletak pada produksinya saja. 

“(Perubahan) HET? Tidak perlu (diubah) karena faktornya fundamental yakni diproduksi. Maka merubah HET tidak terlalu memiliki dampak ke penurunan harga beras,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/1/2023).

Lebih lanjut dia memaparkan, ada 3 faktor penyebab harga beras masih tinggi yakni pertama karena produksi gabah dalam negeri masih belum pulih, kedua karena biaya input produksi yang masih mahal seperti biaya pupuk. 

Kemudian yang ketiga karena negara-negara yang menjadi penghasil beras terbesar memiliki berbagai kebijakan yang membuat pasar global ikut menaikan harga. 

Ihwal produksinya, BPS mencatat produksi beras pada Januari-Februari 2024 dalam kondisi defisit.

“Ini kan berimbas pada ketersediaan, kalau HET pun naik atau direvisi dikira pembenaran nantinya,” jelas Bayu.

Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 4 hari yang lalu.  

Di Jawa Tengah, harga beras premium dibanderol Rp 14.440 per kg, di Banten Rp 14.650, di Riau Rp 15.700, dan di Kalimantan Selatan Rp 18.900. 

Sementara pemerintah sendiri telah menetapkan HET berdasarkan sistem zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.

Sedangkan HET beras medium, zona 1 Rp 10.900, untuk zona 2 Rp 11.500, untuk zona 3 Rp 11.800. Kemudian untuk beras premium, zona 1 Rp 12.900, zona 2 Rp 14.400, dan zona 3 Rp 14.800.

https://money.kompas.com/read/2024/01/11/171230926/harga-beras-mahal-bulog-het-tak-perlu-diubah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke