Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenaikan Jumlah Uang Beredar dan Penyaluran Kredit di Tahun Politik

Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) di Desember 2023 mencapai Rp 8.824,7 triliun atau tumbuh 3,5 persen (year on year), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya, yaitu November 2023 (year on year) sebesar 3,3 persen.

Pertumbuhan uang dalam arti sempit (M1) yang merupakan salah satu komponen uang dalam arti luas (M2) di Desember 2023 (year on year) juga tumbuh lebih tinggi, yaitu 2,1 persen dibanding November 2023 sebesar 2 persen.

Di lain pihak, pada Desember 2023, pertumbuhan kredit perbankan juga meningkat 10,3 persen (yoy), lebih tinggi dari November 2023 sebesar 9,7 persen (yoy).

Kenaikan jumlah uang beredar dan penyaluran kredit perbankan pada tahun politik memang wajar. Diduga dipacu kegiatan Pemilu serentak.

Kebutuhan uang tunai untuk pembiayaan berbagai kegiatan Pemilu khususnya untuk alat peraga kampanye (spanduk, selebaran, baliho, dan lain-lain) meningkat.

Pembiayaan kampanye disamping berasal dari dana sendiri, bisa juga berasal dari kredit, termasuk kredit di perbankan mengingat kebutuhan dananya yang cukup besar.

Besarnya dana kampanye terungkap dalam penelitian politisi senior PDI Perjuangan Pramono Anung untuk disertasinya “Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif Terhadap Konstituen (Studi Interpretif Pemilu 2009)."

Hasil penelitian Pramono saat itu, biaya kampanye para pesohor (artis) berkisar Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar, aktivis partai Rp 600 juta hingga Rp 1,2 miliar, sedangkan kalangan TNI/Polri/birokrasi Rp 800 juta hingga Rp 1,8 miliar.

Sementara pengusaha yang umumnya datang menjelang pencalegan menghabiskan Rp 1,8 miliar hingga Rp 6 miliar, bahkan ada yang sampai Rp 20 miliar. (Kompas.com, 1/5/2013).

Mungkin pula kenaikan penyaluran kredit perbankan selama tahun 2023 juga dipicu oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan insentif likuiditas makroprudensial dari 2,8 persen menjadi 4 persen mulai Oktober 2023.

Insentif likuiditas makroprudensial ini adalah salah satu instrumen kebijakan makro prudensial BI berupa keringanan Giro Wajib Minimum (GWM) dan cadangan modal (capital buffer) untuk bank-bank yang menyalurkan kredit untuk sektor-sektor prioritas.

Sektor-sektor prioritas tersebut adalah sektor yang melakukan hilirisasi sumberdaya mineral seperti minyak dan gas bumi, sektor pertanian, peternakan, perikanan, sektor perumahan, pariwisata, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kredit usaha rakyat (KUR) dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi keuangan hijau.

Catatan pentingnya - perbankan mestinya sudah tahu dan melakukan- agar kenaikan penyaluran kredit perbankan di tahun politik jangan sampai sebagian besar menjadi kredit macet karena dipakai untuk kampanye seorang calon, tetapi yang bersangkutan tidak terpilih dalam Pemilu.

Jangan sampai pula penggunaan kredit tidak sesuai dengan proposal yang diajukan. Misalnya, pengajuannya untuk bisnis, tetapi kenyataannya untuk kampanye dan gagal terpilih.

Guna mencegah kredit macet tersebut tentunya bank perlu menerapkan prinsip Know Your Customer (KYC) secara lebih ketat.

Prinsip KYC tersebut biasanya dijabarkan dalam 5 C, yakni Character atau kepribadian calon debitur, Capacity atau kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya, Collateral atau jaminan, Capital atau modal yang dimiliki, dan Condition of The Economy atau kondisi ekonomi saat kredit diajukan.

https://money.kompas.com/read/2024/01/29/084541526/kenaikan-jumlah-uang-beredar-dan-penyaluran-kredit-di-tahun-politik

Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke