Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi China Bebani Pergerakan Harga Minyak Dunia

Mengutip Business Times, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 0,9 persen atau 76 sen AS ke level 82,04 dollar AS per barrel.

Sementara minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,8 persen atau 59 sen AS ke level 78,15 dollar AS per barrel.

Kondisi perekonomian China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah membebani pergerakan harga minyak. Negeri Tirai Bambu itu menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 5 persen di 2024.

Target itu sama seperti tahun lalu, dan memang sejalan dengan ekspektasi para analis, namun kurangnya rencana stimulus besar-besaran untuk menopang perekonomian negara yang sedang kesulitan telah mengecewakan para investor.

"Target pertumbuhannya baik-baik saja, namun yang hilang adalah bagaimana mereka ingin mencapainya, stimulusnya seperti apa, ini yang masih belum jelas untuk saat ini," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Tercermin dari harga emas yang mencapai rekor tertinggi pada Selasa kemarin karena meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS di Juni 2024, sementara Wall Street jatuh karena melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar.

"Pasar sebenarnya sedang menantikan berita utama berikutnya, dengan fokus pada laporan penyimpanan (stok minyak mentah AS) mendatang," kata analis Mizuho Robert Yawger.

Pasar memperkirakan persediaan minyak mentah AS meningkat sekitar 2,1 juta barrel pada minggu lalu, yang sekaligus akan menjadi minggu keenam berturut-turut terjadi peningkatannya. Sementara untuk stok minyak sulingan dan bensin diperkirakan menurun.

Adapun data resmi terkait persediaan minyak mentah AS akan dirilis pekan ini dari kelompok industri American Petroleum Institute dan dari Badan Informasi Energi AS.

https://money.kompas.com/read/2024/03/06/110000626/ekonomi-china-bebani-pergerakan-harga-minyak-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke