Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengertian Inflasi, Penyebab, Dampak, dan Mengatasinya

KOMPAS.com - Inflasi adalah istilah yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pengertian inflasi sendiri dikaitkan dengan suatu kondisi di mana harga-harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Indikator utama inflasi adalah menggunakan indeks harga konsumen atau IHK (consumer price index/CPI) yang mencerminkan perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan jasa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat.

Dikutip dari laman Bank Indonesia (BI), pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Di Tanah Air, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Lembaga negara ini rutin melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat.

Data dari BPS tersebut kemudian dipakai untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.

Penyebab inflasi

Masih menurut Bank Indonesia, ada tiga penggolongan penyebab inflasi. Berikut di antaranya:

1. Tekanan dari sisi penawaran (cost push inflation)

Penyebab inflasi paling umum adalah cost push inflation. Ini terjadi ketika inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi.

Beberapa faktor penyebabnya meliputi:

2. Tekanan dari sisi permintaan (demand pull inflation)

Penyebab inflasi kedua yakni demand pull inflation. Ini terjadi ketika inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya.

Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian hal tersebut dapat mendorong kenaikan harga.

3. Ekspektasi inflasi

Ekspektasi inflasi adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya.

Ada dua jenis ekspektasi inflasi:

Dampak inflasi

Inflasi dapat memiliki berbagai dampak, baik positif maupun negatif, tergantung pada tingkat dan kestabilannya. Berikut adalah beberapa dampak inflasi:

Dampak inflasi yang negatif

Inflasi yang tinggi atau tidak terkendali dapat memiliki sejumlah dampak negatif yang signifikan, antara lain:

1. Penurunan daya beli

Dampak inflasi yang tinggi bisa menyebabkan nilai uang menurun secara signifikan dalam periode waktu singkat. Ini mengurangi daya beli masyarakat, sehingga mereka tidak dapat membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya dengan jumlah uang yang sama.

2. Ketidakstabilan ekonomi

Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi karena perubahan harga yang tidak terduga dan sulit diprediksi. Hal ini dapat mengganggu perencanaan bisnis, investasi, dan konsumsi, serta merusak kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian.

3. Distorsi alokasi sumber daya

Dampak inflasi adalah dapat menyebabkan distorsi dalam alokasi sumber daya karena perubahan harga yang cepat dan tidak stabil. Produsen mungkin akan mengalihkan sumber daya mereka dari produksi barang dan jasa yang lebih produktif ke aktivitas spekulatif atau berbasis inflasi.

4. Pengurangan tabungan dan investasi

Dampak inflasi juga bisa mengurangi nilai nyata tabungan dan investasi, karena pendapatan yang diperoleh dari tabungan dan investasi mungkin tidak cukup untuk menutup biaya inflasi. Hal ini dapat mengurangi insentif untuk menyimpan dan berinvestasi, yang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

5. Kemiskinan dan ketidaksetaraan

Inflasi yang tinggi dapat meningkatkan kemiskinan dan ketidaksetaraan karena harga barang-barang kebutuhan pokok menjadi tidak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Orang-orang yang bergantung pada pendapatan tetap atau tidak terlindungi dari inflasi akan terdampak paling parah.

6. Ketidakstabilan sosial

Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial karena meningkatnya ketidakpuasan dan ketidakadilan ekonomi. Hal ini dapat memicu protes, kerusuhan, atau perubahan politik yang tidak stabil.

Oleh karena itu, pemerintah dan bank sentral biasanya berupaya untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil agar dapat menghindari dampak negatif yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi. Ini sering dilakukan melalui kebijakan moneter, fiskal, dan struktural yang tepat.

Dampak inflasi yang positif

Meskipun inflasi sering dikaitkan dengan dampak negatif, ada beberapa situasi di mana inflasi yang moderat atau terkendali dapat memiliki dampak positif, seperti:

1. Mendorong investasi dan konsumsi

Dampak inflasi yang rendah dan stabil dapat memberikan insentif bagi konsumen untuk membelanjakan dan untuk investor untuk berinvestasi. Kenaikan harga dapat mendorong orang untuk menghabiskan uang mereka sekarang daripada menunggu karena nilai uang akan menurun seiring waktu.

2. Mengurangi beban hutang

Jika tingkatnya moderat, dampak inflasi adalah dapat membantu mengurangi nilai nyata dari hutang yang dimiliki oleh peminjam. Ketika inflasi meningkat, nilai uang menurun, sehingga pembayaran hutang dalam mata uang yang bernilai lebih rendah dalam hal daya beli.

3. Merangsang pertumbuhan ekonomi

Dampak inflasi yang rendah dan stabil bisa mengindikasikan ekonomi yang sehat. Ini dapat menarik investor dan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan harga jual mereka dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4. Mendorong kenaikan upah

Peningkatan inflasi kadang-kadang dapat memicu peningkatan upah, karena pekerja biasanya menuntut kompensasi yang lebih tinggi untuk mengimbangi penurunan daya beli mereka. Ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat secara keseluruhan.

5. Mengurangi pengangguran

Dalam beberapa kasus, inflasi moderat bisa membantu mengurangi tingkat pengangguran. Ini karena pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan inflasi dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja.

6. Merangsang inovasi

Inflasi moderat bisa mendorong perusahaan untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi. Ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan meningkatkan daya saing global.

Dampak negatif inflasi bagi produsen atau rumah tangga perusahaan adalah membuat biaya produksi mengalami kenaikan sehingga akhirnya banyak perusahaan atau dunia usaha mengalami kesulitan, bahkan bisa mengalami kebangkrutan.

Penting untuk dicatat bahwa dampak positif inflasi tergantung pada tingkat dan kestabilan inflasi itu sendiri. Inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali masih dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Oleh karena itu, tujuan utama kebijakan ekonomi biasanya adalah menjaga inflasi tetap rendah dan stabil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat. Jadi sudah paham kan apa itu inflasi.

https://money.kompas.com/read/2024/03/16/054745726/pengertian-inflasi-penyebab-dampak-dan-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke