Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri ESDM Minta Pertamina Optimalkan Produksi Lapangan Migas Tua di Cirebon

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT Pertamina (Persero) megoptimalkan produksi pada blok migas Offshore Northwest Java (ONWJ).

Permintaan itu disampaikan Arifin saat meninjau proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di Cirebon, Selasa, (26/3/2024).

Blok ONWJ merupakan salah satu lapangan migas tertua di Indonesia yang sudah beroperasi sejak 1966 dan masih berproduksi hingga kini.

Meski termasuk lapangan tua, Arifin bilang, masih prospek untuk dikembangkan, utamanya di dua lapangan yaitu Zulu yang pertama kali ditemukan pada 1974 dan lapangan GOX Complex.

"Yang masih mempunyai prospek, yaitu Lapangan Zulu dan GQX Complex, dan kita sudah sepakat untuk mempercepat pengembanga Lapangan GOX sehingga cepat untuk berproduksi lagi," ujar Arifin dikutip dari keterangannya, Selasa (26/3/2024).

Selain itu, Arifin juga meminta PHE ONWJ meningkatkan kinerjanya khususnya terkait persiapan infrastruktur proyek pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan Floting Storage and Offloading (FSO).

"Perlu adanya efisiensi waktu dalam mengembangkan GQX Complex karena potensinya yang besar," imbuh dia.

Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga semangat untuk mengupayakan peningkatan produksi minyak, seiring terus meningkatnya kebutuhan agar tidak semakin besar impor yang dibutuhkan.

"Jangan sampai demand-nya terus bertambah, produksinya turun. Karena itu terus kita upayakan kalau turun, turunnya pelan-pelan, kalau bisa ditambah kenapa tidak," kata Arifin.


Adapun pencapaian PHE ONWJ dioperatori Pertamina sejak 2009.

Pjs General Manager PHE ONWJ Wirdan Arifin menuturkan, pada 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 26.580 barel per hari (bopd) atau 91,6 persen dari target APBN yang sebesar 29.000 bopd.

Untuk realisasi gas sebesar 73.9 mmscfd dan tidak ada target pada APBN. Sedangkan salur gas terealisasi sebesar 52,4 mmscfd atau 95,3 persen dari target APBN yang sebesar 55 mmscfd.

Sementara untuk tahun berjalan 2024, atau hingga 17 Maret 2024, realisasi produksi minyak sebesar 25.773 bopd atau 85,7 persen dari target APBN yang sebesar 3.077 bopd.

"Lalu realisasi gas sebesar 73,5 mmscfd dan tidak ada target pada APBN. Untuk salur gas terealisasi sebesar 50,4 mmscfd dari target APBN 40 mmscfd atau 95,3 persen," jelas Wirdan.

Menurut Wirdan, produksi PHE ONWJ termasuk lima besar sebagai produsen minyak di Indonesia.

PHE ONWJ memiliki area operasi lepas pantai yang luas di perairan Utara Jawa Barat. Wilayah kerja PHE ONWJ membentang seluas 8.300 kilometer persegi dari Kepulauan Seribu hingga Cirebon, Jawa Barat.

Aset ini mengoperasikan lebih dari 200 anjungan lepas pantai dan lebih dari 200 sumur aktif. PHE ONWJ dikenal kehandalannya dalam mengoperasikan fasilitas operasi migas lepas pantai.

Anjungan Bravo Flowstation beroperasi sejak 1971 dan dikelola PHE ONWJ mulai 2009 hingga sekarang. Pada tahun 2017, Blok ONWJ menjadi blok migas pertama di Indonesia yang menerapkan skema kontrak bagi hasil gross split. 

https://money.kompas.com/read/2024/03/26/212128526/menteri-esdm-minta-pertamina-optimalkan-produksi-lapangan-migas-tua-di-cirebon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke