Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Warung Padang Lapek Jo di Belanda, Kian Besar Usai Disuntik BNI

Suprappti tak bisa sendirian membesarkan restoran padangnya itu lantaran membutuhkan dana yang besar. Dia pun menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI yang menawarkan bantuan pendanaan.

"Mereka (BNI) datang, bilang ‘ingin enggak membesarkan usaha?’ dan saya bilang ya boleh. Jadi dulu kan di restoran kecil, kemudian pindah ke mari (tempat yang lebih besar),” ungkapnya di Den Haag dikutip Minggu (26/5/2024).

Ia mengaku mendapatkan pinjaman dengan bunga yang kecil dari BNI ketimbang yang ditawarkan perbankan lainnya yang ada di Belanda. Menurutnya pinjaman dari bank BUMN tersebut cukup membantu mengembangkan usahanya.

"BNI lebih menolong bunganya, dan banggalah ya, karena dia membantu rakyat Indonesia yang punya usaha di luar negeri. Jadi salah satu keuntungan buat kita," kata dia.

Suprappti berkisah, mulanya ia menjalankan usaha Warung Padang Lapek Jo di 2009 dengan menjajakan di pasar-pasar rakyat, mengikuti event bazar-bazar kecil, memasarkan ke tetangga, teman, dan media sosial, hingga akhirnya memutuskan membuka sebuah restoran di 2019.

"Itu saya selalu menolak-nolak orang kalau weekend gitu," imbuhnya.

Saat pandemi Covid-19 melanda, Suprappti justru melihat peluang untuk meningkatkan kapasitas Warung Padang Lapek Jo. Ia melihat toko baju yang tutup di masa pandemi, dan meminta pemilik gedung untuk menyewakan kepadanya guna dijadikan restoran makanan khas Minang.

Dengan adanya bantuan pendanaan dari BNI, ia pun melakukan renovasi terhadap toko pakaian yang dijadikannya restoran tersebut. Warung Padang Lapek Jo pun pindah ke tempat baru dengan daya tampung mencapai 70 orang.

Pindahnya restoran padang Suprappti ke tempat yang lebih besar beralamat di Schoolstraat 35, The Hague, Den Haag tersebut, turut diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada September 2022 lalu.

Adapun pendanaan yang diterima Suprappti dari BNI merupakan diaspora loan, bagian dari program Diaspora Go Global. Pengembangan Warung Padang Lapek Jo juga didukung dengan BNI Xpora, program yang memfasilitasi produk-produk RI masuk ke pasar global.

Salah satu mitra Xpora di Belanda adalah Nesia Food, perusahaan importir berbagai bahan makanan dari Indonesia. Suprappti pun mendapatkan pasokan bahan makanan untuk restoran padangnya melalui Nesia Food, yang secara harga dinilai lebih kompetitif.

"Kami ambil dari Nesia, banyak produknya dari daun singkong, kemiri, daun jeruk purut, daun salam, sampai teh-teh. Itu (harganya) lebih murah dari importir Belanda-nya," ungkapnya.

Terkait harapan ke depan untuk melakukan ekspansi, Suprappti memiliki mimpi bisa membuka cabang di Amsterdam suatu saat nanti. Tentunya, ia berharap, BNI akan tetap memberikan dukungan pendanaan karena butuh modal yang besar untuk membuka restoran di ibu kota Belanda itu.

Tapi, untuk saat ini, ia mengaku masih berfokus pada Warung Padang Lapek Jo di Den Haag yang memang cukup banyak peminatnya.

"Jadi belum ada cabang. Soalnya masih agak repot juga di sini. Kalau rencana (buka cabang) ada sih, tapi enggak tahu kapan. Insyaallah kalau bisa terwujud secepatnya," kata Suprappti.

https://money.kompas.com/read/2024/05/26/120000426/kisah-warung-padang-lapek-jo-di-belanda-kian-besar-usai-disuntik-bni-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke