Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Kompas.com - 28/06/2024, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Implementasi teknologi blockchain di industri keuangan kian meningkat. Teknologi ini dinilai telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi atau DeFi.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, DeFi memungkinkan layanan keuangan seperti pinjaman dan investasi tanpa perantara tradisional. Data dari DeFi Pulse menunjukkan total nilai terkunci (TVL) dalam aplikasi DeFi telah mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS pada 2024.

"Hal ini membuktikan bagaimana teknologi ini merevolusi cara kita mengelola dan berinteraksi dengan uang," kata dia dalam keterangannya, Jumat (26/6/2024).

Baca juga: Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Lebih lanjut Oscar bilang, blockchain pun mulai memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan kepercayaan dan komitmen yang tinggi dari berbagai sektor industri terhadap potensi teknologi blockchain dalam menciptakan nilai ekonomi baru.

"Pemerintah Indonesia telah menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan teknologi ini melalui berbagai inisiatif dan regulasi yang mendukung inovasi di sektor teknologi finansial," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tirta Karma Senjaya menekankan pentingnya regulasi yang tepat untuk mengelola perkembangan teknologi blockchain dan kripto di Indonesia.

Baca juga: Implementasi Blockchain Berpotensi Tambah Peluang Karier

Dengan demikian, blockchain dapat dimanfaatkan oleh berbagai kegiatan industri keuangan di Tanah Air.

"Sekarang pemerintah juga harus terus mengembangkan dan mengatur blockchain. Terlebih sekarang OJK juga akan mengatur kripto. Nanti teknologi ini bisa diintegrasikan ke BPJS, asuransi, dan sebagainya," tutur Tirta.

Dengan semakin masifnya pemanfaatan blockchain, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) berbasis blockchain menjadi diperlukan. Oscar bilang, meskipun teknologi artificial intelligence (AI) kian berkembang, bidang dan keahlian bisnis tetap tidak dapat digantikan.

Baca juga: Ketidakpastian Global Percepat Adopsi Blockchain

"Munculnya teknologi seperti big data, blockchain, dan kripto di sektor keuangan semakin menegaskan pentingnya peningkatan keterampilan dan pembelajaran berkelanjutan," ucap Oscar.

Sebagai informasi, teknologi blockchain, terutama dalam bentuk aset kripto, dinilai telah membawa perubahan besar dalam cara transaksi dan keuangan dilakukan. Menurut data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi kripto di Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 211,1 triliun pada 2024, naik 328,63 persen dibandingkan 2023.

Baca juga: Mengenal Kripto, Aset Blockchain Berisiko Tinggi dan Risiko Dibaliknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com