Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Calon Investor Asal India dan Arab Saudi Batal Investasi di Bandara Kertajati

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau BIJB mengungkapkan investor dari India dan Arab Saudi batal berinvestasi di Bandara Kertajati, Jawa Barat.

Direktur Utama PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan, calon investor asing dari kedua negara itu telah menyatakan minat berinvestasi di Bandara Kertajati. Namun para calon investor itu tidak lolos mengikuti proses tender.

"Memang keberminatan awal dari calon mitra tersebut ada. Namun seiring proses yang sudah dilaksanakan dari calon-calon mitra tersebut sampai dengan proses berakhir tetap tidak menghasilkan pemenang," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (11/6/2024).

Padahal calon investor itu telah menyatakan minat investasi di Bandara Kertajati dan telah melakukan due diligence.

Sementara investor asal Arab Saudi sudah memasukkan proposal investasi namun ada sejumlah persyaratan investasi yang tidak dipenuhi oleh mereka.

"Penyebabnya ada yang sampai dengan waktu berakhir tidak memasukkan proposal, dan ada yang memasukkan proposal namun tidak sesuai RfP (Request for Proposal/permintaan proposal)," ucapnya.

Vice President Corporate Secretary and General Administration BIJB Dian Nurrachman menambahkan, meski batal melakukan investasi pada proses tender periode 2023-2024, namun calon investor itu masih tetap bisa mengajukan kembali minat investasiny pada saat BIJB kembali membuka tender selanjutnya.

Meski demikian, dia masih belum dapat memastikan kapan BIJB akan membuka kembali tender untuk investasi di Bandara Kertajati.

"Mereka bisa ikut investasi lagi kalau dibuka lagi, kan bukan diblacklist," ucapnya kepada Kompas.com saat dihubungi terpisah, Selasa.

Berkaca pada hal ini, pihaknya akan melakukan evaluasi penyebab para calon investor asing tidak masuk ke Bandara Kertajati.

Dengan demikian, saat pembukaan tender selanjutnya, para investor akan lebih mudah merealisasikan investasinya.

"Kita masih evaluasi kegagalannya kenapa, apakah karena persyaratannya terlalu sulit atau bagaimana," kata Nurrachman.

Nurrachman menyebut, selain investor dari India dan Arab Saudi, sebelumnya juga ada sejumlah investor asing dari Singapura dan Uni Emirat Arab (UAE) yang berminat investasi ke Bandara Kertajati. Namun belum sampai tahap investasi seperti investor dari India dan Arab Saudi.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menargetkan proses kepemilikan saham Bandara Kertajati oleh investor asing dapat selesai akhir tahun ini, sehingga awal 2024 pemilik Bandara Kertajati sudah bertambah.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, penentuan kepemilikan saham Bandara Kertajati untuk asing dilakukan melalui proses tender.

Proses tender ini akan dilakukan oleh PT BIJB. BIJB merupakan badan usaha milik daerah yang sahamnya mayoritas dimiliki Pemprov Jawa Barat dan PT AP II sebesar 25 persen.

"Targetnya kita upayakan Desember itu sudah closing transaksi sehingga nanti di awal tahun pemiliknya sudah bertambah," ujarnya saat ditemui di Bandara Kertajati, Jawa Barat, Rabu (18/10/2023).

Nantinya Pemprov Jawa Barat selaku pemilik saham mayoritas PT BIJB akan secara berangsur-angsur mengurangi porsi kepemilikan sahamnya.

"Jadi yang dilakukan adalah pelepasan sebagian dari saham portopelnya PT BIJB kepada mitra strategis tadi," ucapnya.

Dia menjelaskan, investor asing yang menang tender akan bersinergi dengan AP II selaku operator Bandara Kertajati saat ini.

Dengan kata lain, investor asing yang memiliki saham PT BIJB dapat ikut mengoperasikan Bandara Kertajati bersama AP II.

Oleh karenanya dia berharap investor baru ini dapat mendongkrak kinerja Bandara Kertajati yang saat ini masih belum optimal.

https://money.kompas.com/read/2024/06/11/195821826/calon-investor-asal-india-dan-arab-saudi-batal-investasi-di-bandara-kertajati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke