Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi, Peneliti, dan Konsultan

Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Konektivitas dan Iklim Investasi

Kompas.com - 30/06/2024, 16:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MINGGU ini, saya berkesempatan memfasilitasi diskusi kelompok terarah (focus group discussion) dengan beberapa pelaku usaha di salah satu provinsi di Kalimantan.

Salah satu peserta, seorang pemilik perkebunan kakao di wilayah pedalaman, membagikan pengalamannya dalam mengangkut kakao.

Ia memilih jalur sungai menggunakan kapal karena lebih efisien dibandingkan perjalanan darat yang memakan waktu lebih lama. Pengusaha tersebut menekankan pentingnya memastikan akses logistik yang baik sebagai prioritas utama.

Menurut dia, sebelum memikirkan insentif atau kebijakan pendukung lain, yang terpenting adalah memastikan bahwa jalur logistik lancar.

Dengan infrastruktur memadai, para pelaku usaha akan lebih mudah untuk beroperasi dan mengembangkan bisnisnya.

Poin ini semakin relevan jika kita melihat Laporan Indeks Kinerja Logistik (Logistic Performance Index - LPI) dari Bank Dunia.

Dalam edisi terbaru tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ke-61 dari skala global, dengan skor 3.0. Skala penilaian LPI ini berkisar antara 1 (kinerja) terburuk, hingga 5 (terbaik).

LPI mengukur kinerja logistik negara berdasarkan enam komponen utama. Pertama, efisiensi dalam manajemen bea cukai dan perbatasan.

Kedua, kualitas infrastruktur perdagangan dan transportasi. Ketiga, kemudahan mengatur biaya pengiriman yang kompetitif, terutama melalui jalur laut.

Keempat, tingkat kompetensi dan kualitas layanan logistik. Kelima, kemampuan untuk melacak pengiriman barang. Keenam, frekuensi dan ketepatan waktu dalam mencapai tujuan pengiriman.

Di kawasan Asia Tenggara, Singapura menempati peringkat ke-1 dengan skor 4,3. Posisi ini sekaligus menempatkan negara kota tersebut sebagai peringkat ke-1 secara global.

Selanjutnya, Malaysia menempati peringkat ke-2 dengan skor 3,6. Thailand menyusul sebagai peringkat ke-3 dengan skor 3,5. Posisi selanjutnya adalah Filipina dan Vietnam menyusul dengan skor 3,3.

Indonesia dengan posisi ke-6 memiliki skor 3,0, skor ini terdistribusi secara merata di enam komponen, antara 2,8 hingga 3,3.

Skor tersebut menggambarkan tantangan yang masih dihadapi Indonesia dalam memperbaiki infrastruktur logistiknya. Di bawah Indonesia, Kamboja dan Laos memiliki skor 2,4.

Daya saing

Tidak dapat dipungkiri, biaya logistik sangat berpengaruh terhadap daya saing. Semakin tinggi biaya logistik, semakin besar beban biaya yang harus ditanggung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asuransi Sinar Mas Hadirkan Asuransi Serangan Siber untuk Perusahaan, Apa Manfaatnya?

Asuransi Sinar Mas Hadirkan Asuransi Serangan Siber untuk Perusahaan, Apa Manfaatnya?

Whats New
Tandatangani Pakta Integritas, KPPU Apresiasi Iktikad Baik Shopee

Tandatangani Pakta Integritas, KPPU Apresiasi Iktikad Baik Shopee

Whats New
Masa Jabatan Segera Berakhir, Target Tingkat Kemiskinan Jokowi Belum Tercapai

Masa Jabatan Segera Berakhir, Target Tingkat Kemiskinan Jokowi Belum Tercapai

Whats New
Frisian Flag Jadi Mitra Percontohan Program Susu Gratis

Frisian Flag Jadi Mitra Percontohan Program Susu Gratis

Whats New
4 Tips Membicarakan Keuangan dengan Pasangan, Minimalkan Konflik

4 Tips Membicarakan Keuangan dengan Pasangan, Minimalkan Konflik

Spend Smart
Pabrik Frisian Flag di Cikarang Resmi Beroperasi, Proses 400.000 Kg Susu Segar Setiap Hari

Pabrik Frisian Flag di Cikarang Resmi Beroperasi, Proses 400.000 Kg Susu Segar Setiap Hari

Whats New
Tarif Listrik Tak Naik, PLN Dukung Pemerintah Jaga Inflasi

Tarif Listrik Tak Naik, PLN Dukung Pemerintah Jaga Inflasi

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Magang untuk D3 dan S1, Ini Syaratnya

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Magang untuk D3 dan S1, Ini Syaratnya

Spend Smart
Buruh Akan Aksi 3 Juli, Serukan Setop PHK di Industri Tekstil

Buruh Akan Aksi 3 Juli, Serukan Setop PHK di Industri Tekstil

Whats New
Problematika Kemiskinan dan Ketimpangan yang Tak Kunjung Usai

Problematika Kemiskinan dan Ketimpangan yang Tak Kunjung Usai

Whats New
Ini Langkah Bisnis IFG Life Usai Akuisisi Mandiri Inhealth

Ini Langkah Bisnis IFG Life Usai Akuisisi Mandiri Inhealth

Whats New
Khawatir Jadi Tempat Pencucian Uang, Ekonom Minta Pembentukan 'Family Office' Dikaji Mendalam

Khawatir Jadi Tempat Pencucian Uang, Ekonom Minta Pembentukan "Family Office" Dikaji Mendalam

Whats New
Ombudsman RI Buka Lowongan Kerja Calon Asisten, Simak Persyaratannya

Ombudsman RI Buka Lowongan Kerja Calon Asisten, Simak Persyaratannya

Work Smart
'Family Office', Upaya Pemerintah Tarik Duit Orang Superkaya Dunia

"Family Office", Upaya Pemerintah Tarik Duit Orang Superkaya Dunia

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Juli 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Juli 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com