Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Jabatan Segera Berakhir, Target Tingkat Kemiskinan Jokowi Belum Tercapai

Kompas.com - 02/07/2024, 14:14 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berakhir pada Oktober mendatang. Namun jelang berakhirnya kepemimpinan Jokowi, target angka kemiskinan yang telah ditetapkan untuk periode keduanya belum tercapai.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan nasional cenderung terus menurun. Hingga akhir Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 9,03 persen. Artinya masih terdapat 25,22 juta orang miskin di Indonesia.

Jika melihat data historis, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tingkat kemiskinan telah turun 2,22 persen poin. Tercatat pada Maret 2014, tingkat kemiskinan mencapai 11,25 persen.

Baca juga: 9,03 Persen Penduduk RI Masih Miskin, BPS: Tingkat Kemiskinan yang Terendah dalam 1 Dekade

"Tingkat kemiskinan mencapai yang terendah dalam 1 dekade ini," ujar Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi, dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Meskipun demikian, tingkat kemiskinan belum mencapai target yang ditetapkan oleh Jokowi, yakni di kisaran 6,5 - 7,5 persen pada 2024. Target itu sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dengan demikian, masih terdapat jarak atau gap sekitar 1,53 persen poin untuk mencapai target rentang atas tingkat kemiskinan, yakni 7,5 persen. Untuk merealisasikan batas bawah target, maka masih diperlukan angka penurunan tingkat kemiskinan yang lebih besar lagi, yakni 2,53 persen, angka yang bahkan tidak bisa dicapai dalam kurun waktu 1 dekade terakhir.

Walaupun masih belum mencapai target yang telah ditetapkan, pemerintah memandang perkembangan angka tingkat kemiskinan nasional sebagai hal positif. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, penurunan tingkat kemiskinan memberikan harapan di tengah stagnasi perekonomian global.

Menurut dia, penurunan angka kemiskinan ditopang oleh solidnya aktivitas ekonomi domestik dan berbagai program bantuan sosial pemerintah, khususnya dalam merespons kenaikan inflasi pangan pada awal 2024. Ia bilang, pemerintah akan terus berupaya menurunkan tingkat kemiskinan melalui berbagai instrumen tersedia.

"Pemerintah akan terus berkomitmen menjaga stabilitas inflasi sehingga dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat, yang selanjutnya dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat," tutur dia, dalam keterangannya.

Hal senada disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Jokowi, Arif Budimanta. Ia menyebutkan, tingkat kemiskinan yang menurun merupakan capaian positif, mengingat kondisi perekonomian dibayang-bayangi oleh ketidakpastian global.

"Penurunan tingkat kemiskinan ini perlu disyukuri terlebih karena capaian ini terjadi di tengah adanya dampak Elnino dan juga kondisi politik global yang menyebabkan naiknya sejumlah harga pangan termasuk beras," ucap dia, dalam keterangannya.

Baca juga: Jawa Timur Posisi 1 Penduduk Miskin Terbanyak Per Maret 2024, Ini Daftar 9 Provinsi Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Whats New
Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan Family Office

Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan Family Office

Whats New
Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Whats New
BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

Whats New
'Tambal' Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

"Tambal" Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

Whats New
Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Whats New
Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Whats New
Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Spend Smart
Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Whats New
Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Whats New
Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Whats New
ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

Whats New
Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Whats New
Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com