Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi, Peneliti, dan Konsultan

Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Konektivitas dan Iklim Investasi

Kompas.com - 30/06/2024, 16:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Analogi sederhana adalah ketika melakukan pembelian barang secara online. Beban ongkos kirim yang tinggi dapat membuat konsumen menjadi kurang tertarik untuk membeli barang.

Ketika ongkos kirim yang dibebankan mahal, konsumen akan berpikir ulang untuk membeli barang. Apalagi jika durasi pengiriman lebih lama, tentu akan mengurangi minat pembelian oleh konsumen.

Pada umumnya, konsumen cenderung memilih produk dengan kualitas bagus dan harga lebih murah (value for money). Bukan berarti produk berkualitas tinggi selalu akan dipilih. Namun, kualitas produk tetap harus memenuhi batas minimal sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, ketika barang sudah memenuhi standar kualitas minimal, konsumen akan mempertimbangkan harga total.

Beberapa indikator berpengaruh terhadap distribusi logistik. Sebagai contoh, panjang jalan di Indonesia mencapai 547.000 Km, terdiri dari 47.000 Km jalan nasional, 55.000 Km jalan provinsi, dan 445.000 Km jalan kabupaten/kota.

Untuk jalan nasional, 44.000 Km sudah diaspal (94 persen). Sedangkan untuk jalan provinsi, 41.000 Km sudah diaspal (75 persen). Sementara itu, dari jalan kabupaten/kota, 234.000 Km sudah diaspal (52 persen).

Berdasarkan kondisi jalan, hanya 36 persen dan 56 persen jalan nasional dalam kondisi baik dan sedang. Sisanya 8 persen kondisi rusak atau rusak berat.

Pada jalan provinsi, 56 persen dan 20 persen jalan provinsi dalam kondisi baik dan sedang. Sedangkan sisanya 24 persen kondisi rusak atau rusak berat.

Pada jalan kabupaten/kota, 42 persen dan 21 persen berstatus baik dan sedang. Sedangkan sisanya 37 persen kondisi rusak atau rusak berat.

Dari data tersebut terlihat bahwa kualitas jalan yang menurun dari tingkat nasional ke tingkat kabupaten/kota. Kualitas jalan sangat penting, baik untuk aktivitas investor dan aktivitas penduduk secara umum.

Sebagai contoh, bagi investor yang memiliki usaha perkebunan tentu saja membutuhkan akses jalan kabupaten untuk mengangkut hasil perkebunan ke pabrik pengolahan.

Akses lain yang penting adalah pelabuhan. Bagaimanapun, pengiriman lewat laut masih menjadi pilihan utama eksportir.

Menurut laporan Global Competitiveness Report 2019 oleh World Economic Forum (WEF), daya saing pelabuhan Indonesia memiliki skor 4,3 dan berada di peringkat ke-61 dari 141 negara.

Penilaian efisiensi didasarkan pada frekuensi, ketepatan waktu, kecepatan, dan tarif bongkar muat di pelabuhan.

Terdapat peningkatan daya saing untuk kinerja pelabuhan. Pada tahun 2009, Indonesia berada di peringkat ke-95 dengan skor 3,4. Sayangnya, WEF tidak lagi menerbitkan laporan tersebut saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Whats New
Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan Family Office

Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan Family Office

Whats New
Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Whats New
BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

Whats New
'Tambal' Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

"Tambal" Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

Whats New
Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Whats New
Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Whats New
Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Spend Smart
Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Whats New
Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Whats New
Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Whats New
ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

Whats New
Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Whats New
Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com