Sayang, karena tidak mampu, sekolah Martini terpaksa putus di jalan. “Maklum, waktu itu keluarga kami ada keterbatasan ekonomi,” ujar dia.
Keterbatasan ekonomi keluarga selanjutnya justru menempa Martini menjadi pribadi yang sekarang. Pelan-pelan, Martini menjadi sosok yang memiliki keteguhan dan kesabaran dalam hidup. Ia pun rela menjalani hidup prihatin sebagai pembantu rumahtangga dan pedagang sayur, kendati sempat mengenyam bangku sekolah yang lumayan tinggi.
Kini, bisa dibilang hidup Martini sudah berkecukupan. Nurhadi, suaminya yang dulu sering bekerja di proyek pembangunan, belakangan ikut terlibat mengelola Martini Natural. “Suami saya itu bekerja apa saja bisa,” kata Martini merendah.
Jelas, tidak seperti keluarganya dulu, Martini tidak merasa kesulitan menyekolahkan putri semata wayangnya. Sekarang, putrinya itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (Asnil Bambani Amri/Kontan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.