Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sari, Ilmu Nenek Jadi Bekal Bisnis Distro

Kompas.com - 02/06/2009, 09:43 WIB

Beberapa kali gagal bisnis tak membuat Theresia Alit Widyasari  frustrasi. Akhirnya usaha distro jadi pembuka jalan. Beberapa usaha distro dan restoran yang ditangani wanita yang akrab dipanggil Sari ini, bersama dua kakaknya, menguasai kawasan Tebet Utara, Jakarta. Cita-citanya, ingin punya toko busana kelas dunia.

Kenapa memilih nama Bloop? Kedengaran sederhana dan lucu.
Tiba-tiba melintas saja dan karena gampang disebut. Bagi kami arti bloop seperti ketika sesuatu dimasukkan ke dalam air karena ada udara, kan suka bunyi “Blup, blup, blup,” jadi, ya, seperti harapan hidup.

Kabarnya, dulu sempat beli putus kaus dari clothing dan distro di Bandung?
Iya, sempat beli putus dari Cosmic, Ouval, dan Airplane (clothing asal Bandung). Namun untuk mengambil dari Bandung perlu perjuangan. Maklum belum ada Tol Cipularang. Waktu itu, kami juga baru mulai dan belum tahu bagaimana caranya membuat clothing line. Arti distro kan distribution outlet, untuk menitipkan dan mendistribusikan barang. Ya sudah, beli putus dulu.

Anda menjalani usaha ini bersama saudara?
Ya, bersama dua kakak saya yang memang suka bisnis. Sebelum ini, kami sempat bisnis tambak udang, jual daging, saham. Kami juga pernah jualan martabak di pinggir jalan. Pokoknya apa saja yang bisa menghasilkan uang. Nah, awal usaha distro ini karena ajakan teman. Kebetulan saat itu kan sedang booming. Semua orang kayaknya gaul banget kalau pakai kaus distro.

Setiap kali memulai bisnis, kami meminta bantuan Papa. Tapi, karena sudah berkali-kali gagal bisnis, kami enggak berani meminta bantuan Papa lagi. Jadi, sempat terpikir untuk mencari pinjaman dari orangtua teman. Kami dekati mereka agar mau berinvestasi, tapi tanggapannya, “Distro? Lima tahun lagi juga mati.”

Lantas?
Akhirnya kami ajak Papa ke Bandung, melihat bagaimana serunya industri distro di sana. Papa ternyata tertarik dan mengusulkan untuk pinjam ke bank atas namanya dengan jaminan kami akan melunasinya. Ya sudah, kami mengiyakan. Begitu cair, kami langsung bergerak mencari lokasi. September 2003, Bloop berdiri di Kalimalang, dengan pengunjung yang bisa dihitung jari. Terus pindah ke D’Jones (Tebet Utara) karena daerahnya strategis. Dulu sih hanya ada enam tempat usaha di sini. Sekarang kebalikannya, hanya ada enam rumah, sisanya tempat usaha ha-ha-ha.

Sekarang Bloop selalu penuh dan laris ya?
Sekarang jumlah pengunjung 1.000-1.500 per hari. Kalau akhir pekan, bisa sampai 2.500 orang. Waktu Lebaran, rekornya sampai 11.000 orang per hari. Jadi, orang harus masuk gantian. Isi Bloop memang sangat variatif, ada 200 merek. Kami ajak teman-teman mengisi. Mengenai kriteria, harus anak muda banget.

Sejak itu memutuskan untuk produksi sendiri?
Iya, karena banyak orang datang jadi kami berpikir keuntungan akan lebih besar kalau memproduksi sendiri. Ternyata produk kami disukai, mungkin karena promosinya juga. Produk kami dipakai oleh VJ MTV yang saat itu sedang naik, yaitu Nirina. Orang sering sekali datang ke toko dan mencari kaus yang dipakai Nirina.

Usaha keluarga ini kemudian berkembang pesat. Bloop mempunyai “saudara” yaitu Endorse yang tadinya adalah second line Bloop, Bloop AKA (supplier), dan Urbie (second line) lalu restoran Bebek Ginyo dan D’Jones yang menyediakan makanan cepat saji. Semua berada di lokasi yang berdekatan.

Sekarang Tebet Utara dipenuhi tempat usaha serupa. Sempat merasa takut?
Sempat stres dan takut juga. Karena, supplier besar di Bandung yang sudah menjadi klien kami ditawari menitipkan barang di tempat mereka sekaligus cabangnya. Kami memberanikan diri dengan memberikan pilihan: “Pilih salah satu, toko kami atau mereka”. Dalam hati sih sebenarnya deg-degan, ha-ha-ha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com