Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenggelamnya "Indonesia Incorporated"

Kompas.com - 06/09/2009, 06:34 WIB

Keberadaan infrastruktur jalan, pelabuhan kaliber internasional, pengembangan sektor pertanian, yang tidak saja di sektor hulu tetapi juga sektor hilir, membuat Malaysia menjadi sebuah negara industri baru berbasis pertanian. Ini melengkapi kebijakan industrialisasi dan jasa-jasa yang juga mengalami kemajuan di Malaysia.

Adakah Indonesia sudah melakukan itu? Apakah ada kesadaran dan implementasi dari Indonesia Incorporated yang dicanangkan dekade 1990-an itu?

Kita harus meragukan ini. Jangankan mengekspor, untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik saja, Indonesia harus sering bergantung pada impor pangan.

Sangat disayangkan, keberadaan jumlah penduduk dan keberadaan kekayaan alam hanya dibiarkan begitu saja tanpa ada sentuhan kebijakan yang memadai, agar Indonesia memiliki produk unggulan, yang bahkan bisa diekspor dalam jumlah signifikan.

Dengan ekspor, akan banyak tercipta kegiatan ekonomi, mulai dari produksi, packaging, armada, jasa keuangan, jasa asuransi, dan berbagai efek lain yang ditimbulkan kegiatan ekspor.

Dengan ekspor, Hongkong, Singapura, Taiwan, dan kini China, semakin merajai pasar ekspor dunia. Warga punya harga diri dengan kebangkitan ekonomi, dan salah satunya akibat keunggulan produk-produk untuk diekspor.

Siapa yang harus melakukan kebijakan yang menata industri sehingga Indonesia bisa mencapai prestasi seperti itu? Berbagai pengalaman di dunia menunjukkan, peran pemerintah sebagai fasilitator amat dibutuhkan dalam hal ini. Peranan pemerintah seperti inilah yang lenyap dan membuat Indonesia Incorporated menjadi tenggelam.

Menurut Mari Pangestu, sebenarnya ada banyak potensi yang bisa diraih dalam ekspor. Beberapa produk Indonesia sudah memasuki pasar.

Wakil Perwakilan Tetap RI di WTO Erwidodo mengatakan, produk-produk Indonesia telah memasuki pasar nontradisional. Dari tahun ke tahun, ekspor Indonesia terus meningkat.

Namun, jika dibandingkan dengan kesempatan dan potensi Indonesia, hal ini tetap tidak seberapa. Terbukti, jutaan warga Indonesia terpaksa eksodus ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Negaranya tidak mampu memberi lapangan kerja sehingga banyak yang rela pergi ke luar negeri dengan segala derita yang sudah sering menghiasi media massa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com