JAKARTA, KOMPAS.com- Dimulainya Asean-China Free Trade Area (FTA) pada 1 Januari lalu mengakibatkan banyak pihak khawatir akan nasib produk-produk lokal lantaran kian membanjirnya produk-produk asal China di pasar Indonesia.
Beberapa pihak menilai, saat ini Indonesia belum siap memasuki era perdagangan bebas tersebut, sehingga FTA harus ditolak. "FTA harus ditolak untuk saat ini," tegas aktivis Komite Muda untuk Ekonomi Rakyat (KOMEK) Eko Nugroho dalam jumpa pers, di Jakarta, Jumat (8/1/2010).
Kebijakan perdagangan bebas tersebut, menurut dia, harus dibatalkan sambil mempersiapkan berbagai hal untuk memperkuat industri di dalam negeri. "Batalkan dulu semua perjanjian ini, lakukan pemagaran total terhadap produk-produk yang bakal menjadi komoditas yang disaingi oleh China secara besar-besaran," lanjutnya.
Lebih lanjut ia juga mengimbau agar industri dalam negeri diperkuat dengan melakukan proteksi terhadap sumber daya alam Indonesia yang banyak diekspor ke China. "Lakukan proteksi terhadap sumber-sumber alam kita yang selama ini diekspor ke China untuk memperkuat industri mereka," tandas Eko.
Ekspor bahan mentah ke China, kata dia, tidak seharusnya terjadi karena Indonesia sendiri mengalami kesulitan. "Ini kan konyol. Negara pesaing kita pasok kebutuhan bakunya, sementara kita sendiri kekurangan," ucapnya.
Sebelum memantapkan FTA, terlebih dahulu harus ada perubahan paradigma secara total dengan menguatkan sumber daya di dalam negeri. "Jadi harus ada perubahan paradigma secara total, perkuat dulu segala sumber daya kita di dalam negeri baru kita bersaing," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.