”Kalau FTA ini minta ditunda lima tahun, apakah kelak bunga kredit kita bisa mencapai 4 persen? Infrastruktur sudah memadai? Dan energi juga bisa mendukung aktivitas industri? Industri sebetulnya tidak siap menghadapi FTA? Ataukah industri tidak menangkap sinyal-sinyal globalisasi?” ujar Unais.
Menteri Perindustrian MS Hidayat, Senin di Bandung, Jawa Barat, menegaskan, Kementerian Perindustrian menargetkan proses negosiasi ulang harmonisasi 228 pos tarif yang berpotensi melemahkan industri domestik dalam perjanjian perdagangan bebas atau FTA ASEAN-China selesai enam bulan ke depan. Sejumlah pos tarif yang akan dinegosiasi ulang di antaranya berasal dari sektor tekstil dan produk tekstil, baja, manufaktur, serta elektronik.
Negosiasi ulang harus dilakukan secepatnya. ”Meskipun koordinator proses negosiasi ulang adalah Menteri Perdagangan, kami dari Kementerian Perindustrian tetap akan mendampingi secara intensif. Saya optimistis, dengan berbagai pendekatan, negosiasi ulang pos tarif bisa tercapai,” jelas Hidayat.
Dia mengemukakan, negosiasi ulang pos tarif tercantum dalam klausul pemberlakuan FTA ASEAN-China. Upaya tersebut menjadi langkah antisipastif jangka pendek karena terdapat sejumlah sektor industri yang belum mampu bersaing dan dipastikan tersisih jika harmonisasi bea masuk nol persen diberlakukan.
Saat ini, tim negosiasi ulang pos tarif telah melakukan pendekatan dengan Pemerintah China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.