Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lampu Kuning" untuk Beras Lokal

Kompas.com - 04/02/2010, 08:28 WIB

Pengembangan padi hibrida justru dilakukan oleh swasta. Di Sidoarjo Jawa Timur, misalnya, swasta mengembangkan benih padi hibrida varietas Adirasa 1. ”Dua minggu lagi kami panen,” kata Mikael Kristianus, penanggung jawab pengelolaan dan pengembangan usaha pembibitan PT Triusaha Sari Tani (TST).

Benih padi hibrida yang diperdagangkan dan ditanam adalah turunan pertama (F1). Benih F1 dihasilkan melalui persilangan benih jantan dan betina dari tanaman yang berbeda, bukan yang berasal dari satu pohon.

Sifat unggul yang dibawa oleh dua induk tanaman tersebut menghasilkan padi hibrida yang produktivitasnya jauh lebih tinggi ketimbang padi konvensional atau padi inbrida.

PT TST adalah satu dari beberapa perusahaan pembibitan padi hibrida di Jawa Timur. Lahan produksi perusahaan ini tidak hanya di Sidoarjo, tetapi juga tersebar di wilayah lain, seperti Lumajang dan Jember dengan total area 30 hektar.

Di Sidoarjo, TST memiliki empat hamparan, yang membagi proses produksi benih padi hibrida dalam beberapa fase.

Luas lahan produksi yang hanya 30 hektar itu memang belum signifikan untuk memenuhi kebutuhan benih padi hibrida untuk Jawa Timur, apalagi nasional. Namun, ini sebuah langkah awal yang cukup berarti bagi pengembangan benih padi hibrida di dalam negeri,

Apalagi, TST melakukannya pada saat sejumlah perusahaan pembibitan lebih senang mengimpor benih daripada mengembangkannya di dalam negeri.

Mikael optimistis upaya akan mendatangkan hasil yang baik. Indonesia memiliki lahan yang luas, dengan iklim tropisnya memungkinkan budidaya padi dilakukan sepanjang tahun. Kebutuhan benih padi pun akan berlangsung sepanjang tahun.

Bermitra dengan petani

Tidak memiliki lahan luas bukan halangan bagi TST untuk mengembangkan usahanya. Bermitra dengan petani adalah jalan keluarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com