Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri, Hambatannya Masih Sama

Kompas.com - 28/12/2010, 11:00 WIB

Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.

Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing menjadi kunci utama. ”Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan,” ujar Anton.

Di sisi lain, kata Staf Khusus Menperin Benny Soetrisno, peran perbankan harus juga diperhatikan. Tingginya suku bunga kredit investasi, kredit modal kerja, bahkan kredit usaha rakyat (KUR) menjadi penghalang pertumbuhan industri. ”Harus dicari terobosan,” kata Benny.

SDM dan industri

Sementara untuk menyelesaikan persoalan tenaga kerja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memperhitungkan dalam peta jalan (roadmap) investasi.

Menurut BKPM, masalah sumber daya manusia harus diselesaikan dengan membangun infrastruktur nonfisik, yakni pendidikan dan kesehatan.

BKPM mencontohkan, di India setiap tahun dihasilkan 1 juta sarjana teknik dan 500.000 dokter. Sementara di Indonesia, dalam 30 tahun terakhir hanya menghasilkan 5.000 lulusan pascasarjana.

”Kalau tidak ada bantuan infrastruktur pendidikan, sebaiknya kita lupakan pembangunan. Lebih baik menjadi pedagang di Pasar Tanah Abang saja. Kita tidak akan bisa melakukan industrialisasi kalau tidak investasi pada hal-hal mendasar ini untuk 10-20 tahun ke depan,” ujar Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Apindo, pertengahan bulan ini.

Berkembangnya industrialisasi juga bisa dilihat dari kebutuhan akan listrik. Di Indonesia, saat ini konsumsi listrik per kapita per tahun hanya 565 kWh, sedangkan China 1.600 kWh, Malaysia 3.100 kWh, dan Singapura 8.000 kWh.

”Untuk naik mengimbangi China, kita harus membangun 3.000 megawatt per tahun selama 25 tahun. Kita empot-empotan membangun pembangkit listrik 3.000 megawatt per tahun, padahal China membangun 7.000 megawatt per tahun dan India 12.000-15.000 megawatt per tahun,” kata Gita.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Earn Smart
    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Spend Smart
    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Whats New
    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Whats New
    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Whats New
    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Whats New
    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    Whats New
    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Whats New
    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Whats New
    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    Whats New
    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Whats New
    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Whats New
    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Whats New
    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com