Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Baru Mendatangkan Keuntungan Besar

Kompas.com - 16/02/2011, 16:40 WIB

KOMPAS.com - Suara mesin pengaduk semen menderu di lahan rawa tepi jalan raya Trans-Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sejumlah pekerja bangunan sibuk menyelesaikan gedung berlantai tiga, yang enam bulan terakhir dikebut agar cepat selesai.

Kecuali pintu di bagian bawah, tidak ada satupun cendela pada gedung semen setinggi 10 meter itu. Yang ada hanya puluhan lubang-lubang berbentuk silin der dengan tutup kasa. Lubang itu berfungsi sebagai fentilasi sekaligus media untuk pengatur suhu dan kelembaban di dalam ruangan.

Gedung baru yang dibangun menghabiskan dana Rp 300 juta itu akan menjadi tambang baru untuk mengeruk duit bagi pemiliknya. Jika beruntung, dalam hitungan bulan, burung-burung walet akan segera masuk dan membangun sarang.

Beberapa bulan terakhir setidaknya ada tiga bangunan walet baru muncul di jalan Transkalimantan, tepatnya Desa Beringinl, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito K uala. Hingga saat ini total ada sekitar tujuh bangunan walet yang berdiri dalam radius satu kilometer. Bentuknya pun terkesan lebih megah dibanding rumah-rumah warga yang ada di sekitarnya.

Heri, salah satu kontraktor, Sabtu (12/2/2011), menuturkan dirinya diminta membuatkan rumah walet oleh seseorang warga Banjarmasin. Satu bangunan rata-rata selesai dalam waktu tujuh bulan. Kalau dipaksa cepat, dalam setahun Heri bisa membangun dua rumah walet berukuran cukup besar.

Menurut Heri membangun rumah walet tidak mudah. Diperlukan perhitungan matang, terutama untuk mengatur suhu dan kelembaban ruangan. Karena itu, selama proses pembangunan Heri tidak mengijinkan orang luar masuk, meski itu hanya untuk sekadar melihat-lihat. "Jadi ada triknya," ujarnya.

Ternyata tidak hanya bentuk bangunan saja yang megah. Salah satu rumah walet di daerah itu bahkan dicat hijau pada bagian luarnya, sehingga nampak indah. Tidak hanya itu, salah satu rumah walet di tengah kota Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, misalny a, sengaja diberi pendingin udara (air conditioner). Perlengkapan lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah pagar dan bangunan khusus untuk penjaga yang akan bertugas siang malam.

Namun begitu tidak semua rumah walet dibuat megah dan berbagan semen. Khaidir Rahman, pemain walet baru memiliki rumah walet yang terbuat dari papan pada bagian luar. Semen hanya ditempelkan pada bagian dalam saja. Meski terbuat dari campuran kayu dan semen, menurut warga Gunungsari, Banjarmasin ini, bangunan rumah walet seperti itu diperlukan dana Rp 50 juta.

Itu belum termasuk perlengkapan suara (sound system) untuk memancing walet. Ada dua jenis sistem suara, yakni suara dalam ruangan dan luar ruangan yang bunyinya gemericit memekakkan telinga. Fungsi sistem suara ini tiada lain untuk memancing agar walet liar mendekat dan membangun saran di bangunan itu.

"Ada juga alat pengatur suhu dan kelembaban. Harganya masing-masing Rp 300.000. Ini penting. Jika tidak ada, maka suhu dalam ruangan tidak bisa diatur. Akibatnya, walet tidak akab betah di dalam dan akan pergi mencari tempat lain yang cocok," ujar Khaidir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com